“Sebelum dibangun, katanya akan ada masyarakat setempat yang akan dipekerjakan. Tapi cuma 20 orang lokal (22 persen) sedangkan dari luar itu 70 orang (78 persen) padahal janjinya masyarakat lokal yang dulu diutamakan setelah itu baru merekrut tenaga dari luar,” ujar Wawan.
Letak PLTU Mamuju yang berdampingan langsung pemukiman warga di Talawa, mengakibatkan dampak kerusakan atap rumah, hingga sebagian warga merasa gatal-gatal.
Berikut tuntutan warga Talaba untuk PLTU Mamuju :
1. Menagih janji kompensasi pergantian atap dari pihak peruhaan PLTU Mamuju
2. Menagih janji tenaga kesehatan yang akan rutin dilakukan
3. Menagih janji prioritas tenaga kerja lokal.
PLTU Mamuju di Belang-belang ini resmi beropresi sejak 2019 lalu, dengan kapasitas daya 2X250 MW.
Proyek ini dikerjakan oleh anak usaha PT Rekayasa Industri, yakni PT Rekind Daya Mamuju (RDM). Rekind merupakan anak usaha PT Pupuk Indonesia (Persero).
Ini merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional, yakni proyek percepatan pembangkit tenaga listrik 35.000 MW. IPP PLTU Mamuju sudah mendapat Commercial Operating Date (COD) dari PT PLN (Persero) pada September 2018.