“Rasulullah selalu berdiri paling terdepan membela yang hak-hak terzalimi, kalau ada pemimpin yang berani melakukan itu. Maka itulah pemimpin ideal menurut saya,” tambah Sayyid Fadlu.
Sementara, Rektor Unika, Sahril menyampaikan, untuk menentukan saat ini kebanyakan figur yang lebih cenderung menyukai hal praktis. Kata dia, hal itu dibuktikan dengan munculnya figur-figur yang lebih menyukai melawan kotak kosong.
“Sekarang ini, kebanyakan figur tidak lagi berani. Kenapa lebih cenderung menyukai melawan kotak kosong?. Jadi gagasan yang akan kita dapatkan itu tidak lagi bisa bervariasi, tetapi lebih monoton,” kata Sahril.
Sahril mengatakan, untuk menentukan pemimpin ideal, mesti dilihat dari kapabilitas dan kebijaksanaan. Karena dari kebijaksanaan itulah semuanya sumber kebaikan akan muncul.
“Sebesar apapun calon pemimpin itu ditentukan oleh kebijaksanaan, sebab kebijakan itulah yang nantinya akan menjadi ruang bagi semua,” kata Sahril.
Sedangkan, Dosen Politik Unsulbar Muhammad menuturkan, Pilkada itu bukan momentum pada saat hari pencoblosan, ada tahapannya dan tahapan ini harus dikawal. Peran masyarakat penting selalu memantau agar hasilnya melahirkan kepala daerah yang betul-betul mampu membawa seluruh kabupaten di Sulbar sebagai provinsi mengejar banyak ketertinggalan dari daerah lain yang jauh lebih maju.
“Kita mendorong menjelang pendaftaran para calon tidak diwarnai dengan politik transaksional di tingkat partai. Bagaimana ada mahar politik untuk membawa rekomendasi. Karena kebelakang akan berimbas bagaimana kos politik yang besar dikeluarkan calon,” tegasnya.
Sehingga, penting mendorong peran Bawaslu karena sudah diatur PKPU bahwa money politik di proses pengusungan bakal calon jadi calon oleh partai itu penting diawasi bukan hanya bawaslu tapi masyarakat, mahasiswa hingga media.
“Bukan hanya bicara karakter idealnya, tapi bagaimana proses yang ada betul-betul bisa dikawal secara ideal, sehingga outputnya yang dihasilkan ini baik seluruh kabupaten dan Sulbar,” tutupnya.
Diskusi ini dihadiri oleh puluhan mahasiswa dari berbagai kampus dan lembaga, serta puluhan media massa.