“Warga ingin menegakkan kesepakatan yang telah dibangun sebelumnya dengan mengusir kapal tersebut. Dengan tegakkannya kesepakatan itu, warga malah dipanggil oleh Polda dengan alasan perusakan kapal,” ucap Anshar.
Untuk itu, ia mendesak Aparat Penegak Hukum (APH) dapat objektif dalam menangani kasus ini dan tidak merugikan warga setempat yang memperjuangkan ruang hidupnya.
“Harapan kita adalah agar Polda Sulbar lebih objektif dan tidak memihak kepada perusahaan, dengan memberatkan rakyat dengan pasal,” tutup Anshar.
Kabid Humas Polda Sulbar, Kombes Pol Slamet Wahyudi, yang dihubungi Mekora.id, menyebut pihaknya belum memiliki keterangan resmi terkait 21 warga yang dipanggil itu.
“Belum ada bang,” singkatnya.
Berikut daftar warga yang dipanggil Polda Sulbar :
- Aminuddin (Warga Karossa)
- Rosnia((Warga Karossa)
- Anwar( (Warga Karossa)
- Ashad( (Warga Sarasa, Pasangkayu)
- Melisa( (Warga Karossa/Staf desa karossa)
- Ansar (Warga Karossa)
- Saiful (Warga Karossa)
- Nasri (Warga Karossa)
- Arsyad (Warga Karossa)
- Iwan (Warga Karossa)
- Ambo Tang (Warga Karossa)
- Sarman (Warga Karossa)
- Kaco (Warga Karossa)
- Wirat (Warga Karossa)
- Wandi (Warga Karossa)
- Surani (Warga Karossa)
- Abdullah K (Warga Karossa)
- Madi (Warga Karossa)
- Sulkarnaim (Warga Kalukku/Beru-beru)
- Abdul Hamid (Warga Kalukku Barat)
- Muistakim (Warga Kalukku/Beru-Beru)
Kok tdk ada keterangannya polda, sudah jelas ada alasan pemanggilan