“Anak yang menikah di usia matang dianggap aib, sehingga masyarakat banyak menikah di usia dini. Selain itu, dampak pada pendidikan adalah banyak anak putus sekolah dan menikah. Kemudian menikah dan tidak jadi ibu ideal, sehingga berdampak pada stunting,” kata Dudi, di Hotel Maleo Mamuju, Jumat (01/9/2023)
Dengan setumpuk permasalahan yang ditemui, Dudi mengatakan, Pemerintah Provinsi telah membentuk Kelompok Kerja (Pokja) 4+1 yang diisi Forkompinda Sulbar.
Nantinya Pokja 4+1 akan berfokus pada Penurunan Kemiskinan, Stunting, Anak tidak sekolah, dan pengendalian inflasi.
“Jadi Pokja ini dibentuk dari gabungan Forkopimda, untuk berfokus melakukan penurunan stunting. Harapan kita tahun 2024 stunting bisa ditekan di angka 8 Persen,” terang Dudi.
Nantinya, Pokja 4+1 akan bekerja hingga tingkat Desa/Kelurahan dengan dibentuk relawan penurunan stunting yang tersebar pada 6 Kabupaten Sulawesi Barat.