MAMUJU, mekora.id – Menghadapi Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pilkada) serentak pada 27 November 2024 mendatang, Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sulawesi Barat (Sulbar) bersama media massa Wacana Info, melaksanakan dialog publik dengan tema “Membincang Karakter Ideal Pemimpin Daerah” di Ngalo Rock Cafe, Jl. Andi Makkasau, Mamuju, Rabu 17 Juli 2024 malam.
Dialog itu diisi oleh Narasumber tokoh agama, Sayyid Ahmad Fadlu Al Mahdaly, Akademisi Rektor Unika Mamuju, Sahril, Dosen Politik Universitas Sulawesi Barat (Unsulbar), Muhammad, dan Ketua KPU Sulbar, Said Usman Umar. Yang dipandu oleh Ustadz Nur Salim Ismail selaku moderator.
Ketua KPU Sulbar, Ketua KPU Sulbar, Said Usman Umar mengatakan, kehadiran narasumber dari tokoh agama, Sayyid Ahmad Fadlu Al Mahdaly, Akademisi Rektor Sahril, Dosen Politik Universitas Sulawesi Barat (Unsulbar), Muhammad, serta Ustadz Nur Salim Ismail selaku moderator. Diharapkan mampu memberikan edukasi pada masyarakat untuk memilih pemimpin yang ideal.
“Kita ingin lebih condong pada pembangunan kesadaran politik masyarakat. Makanya, hari ini dihadirkan tokoh agama, akademisi, dosen politik, untuk memberikan kecerdasan kepada masyarakat. Tupoksi kami hanya persoalan di prosedural itu. Kita tidak akan bisa menentukan bahwa calon ini yang ideal, makanya diserahkan sepenuhnya kepada pihak agamawan dan akademisi,” tandasnya.
Hal itu juga selaras dengan tagline “BARANI” KPU Sulbar dalam menghadapi Pilkada 2024. Kata Said, tagline itu menggambarkan keberanian untuk memilih pemimpin, berani menolak politik uang.
“Slogan Pilkada Sulbar “BARANI” merupakan penggabungan dari kata Berbudaya, Aman, Ramah, dan Melayani,” kata Said Usman Umar.
Tokoh agama, Sayyid Ahmad Fadlu Al Mahdaly, dalam pandangannya mengatakan, saat ini mencari pemimpin ideal sukar dilakukan. Hal itu dikarenakan, selalu ada orang dengan kepentingan yang berbeda-beda tidak akan terpuaskan.
“Jangan-jangan yang kita bincangkan ini hanyalah semacam ilusi, kenapa hal itu karena ideal itu hal yang subjektif. Karena saat ini orang akan merasa lebih aman dan tertarik ketika ada yang memberi mereka rasa aman dan membuat lapar mereka hilang,” ungkap tokoh agama yang akrab disapa Annang Guru itu,
Annang Guru mengatakan, ketika dia menentukan pemimpin, yang dia lihat adalah seberapa besar cinta yang ada dalam dirinya. Menurutnya karena cinta itulah yang menggerakan semuanya. Bagaimana pemimpin mencintai rakyatnya.
“Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang mempunyai cinta dalam dirinya, dimana bukan hanya mencintai dirinya dan keluarganya, tapi mencintai orang lain. Karena cintalah melahirkan karakter-karakter yang baik untuk bermanfaat bagi orang lain,” jelasnya.
Sayyid Ahmad Fadlu Al Mahdaly mencontohkan, ketika ada orang terdepan dalam membela orang terzalimi, maka itulah pemimpin ideal.