Situasi ini bukan hanya menyulitkan pasien darurat, tetapi juga mempersulit akses terhadap pendidikan dan kebutuhan dasar seperti pangan.
“Kami sudah sering menandu orang sakit, ini jadi bagian dari hidup kami. Tapi kalau tak segera ada jalan, risikonya nyawa manusia,” tambah Alri.
Untuk itu, warga desa menutut perhatian pemerintah Kabupaten Mamuju agar memperhatikan jalan ke Desa Kopeang. Menurut warga Infrastruktur itu bukan sekadar kenyamanan, melainkan kebutuhan yang berpotensi menyelamatkan nyawa.
“Kami meminta pemerintah serius, ini bukan urusan kecil. Kalau akses diperbaiki, korban tidak harus jatuh setiap saat,” tegas Alri.
Kejadian seperti ini tercatat telah terjadi lima kali pada akhir tahun 2024, dengan insiden serupa juga dilaporkan di wilayah Kalumpang. Salah satu pasien dari Kalumpang bahkan meninggal dunia pada November 2024 akibat tidak tersedianya akses transportasi yang layak.