Scroll untuk baca artikel
Example 720x720
NEWS

Pilu! Pasien di Kopeang Mamuju Ditandu 8 Jam, Warga Hadapi Jalan Rusak dan Sungai Deras

×

Pilu! Pasien di Kopeang Mamuju Ditandu 8 Jam, Warga Hadapi Jalan Rusak dan Sungai Deras

Sebarkan artikel ini
Warga Kopeang Mamuju ditandu
Warga Kopeang, Mamuju ditandu 8 jam perjalanan.

MAMUJU, Mekora.id – Nasib pilu kembali dialami warga di Desa Kopeang, Kecamatan Tapalang, Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat. Seorang warga bernama Naharuddin (50) terpaksa ditandu sejauh 21 kilometer menuju puskesmas terdekat akibat akses jalan rusak parah dan terisolasi.

Menurut keterangan warga setempat, Rifaldi, peristiwa itu terjadi pada Jumat dini hari (31/10/2025). Naharuddin mengalami pendarahan hebat pada bekas luka operasi dan harus segera mendapat pertolongan medis. Namun, kondisi jalan di desa mereka tidak memungkinkan kendaraan, termasuk ambulans, untuk melintas.

“Awalnya dia sakit sekitar jam dua malam. Karena jalan rusak dan berlumpur, kami tidak bisa pakai mobil. Terpaksa ditandu melewati jalan licin dan sungai yang arusnya deras,” ujar Rifaldi.

Baca juga :  Menu MBG di SMA Negeri I Mamuju Tanpa Nasi, Diganti dengan Mi, Siswa Kecewa

Perjalanan menuju puskesmas ditempuh dengan berjalan kaki selama delapan jam. Sejak pukul 07.00 WITA, warga bergantian menandu korban melewati jalan terjal, berlumpur, dan beberapa kali harus menyeberangi sungai dengan arus kuat. Mereka baru tiba di puskesmas sekitar pukul 15.00 WITA.

“Kejadian seperti ini sudah sering. Kalau ada warga yang sakit dan harus dirujuk, ya satu-satunya cara ditandu,” tambah Rifaldi.

Kondisi Desa Kopeang yang masih terisolasi membuat akses layanan kesehatan menjadi tantangan besar bagi warga. Setiap musim hujan, jalur menuju permukiman mereka nyaris tak bisa dilewati kendaraan karena rusak berat dan sering terputus oleh aliran sungai.

Warga pun berharap pemerintah daerah memberikan perhatian serius terhadap kondisi infrastruktur dasar di wilayah mereka.

Baca juga :  Demo di Jakarta, GMNI Mamuju Tuntut Kementerian ESDM Evaluasi 139 Izin Tambang di Sulbar

“Kami cuma ingin ada perhatian dari pemerintah. Minimal jalannya bisa dilalui kendaraan supaya kalau ada yang sakit bisa cepat tertangani,” harap Rifaldi.

Selain jalan rusak, warga juga mengaku kerap menghadapi bahaya saat menyeberangi sungai berarus deras untuk keluar dari desa.

“Kalau tidak hati-hati bisa hanyut, karena arusnya kuat dan cukup dalam,” ungkapnya.

Peristiwa ini kembali menjadi potret nyata keterisolasian desa-desa di pedalaman Mamuju yang hingga kini masih berjuang mendapatkan akses dasar, terutama layanan kesehatan yang layak dan mudah dijangkau.

Tinggalkan Balasan