MAMUJU, Mekora.id – Terungkapnya pembuatan uang palsu di Kampus UIN Alauddin Makassar, menghebohkan publik. Peredarannya pun meluas ke daerah, termasuk Sulawesi Barat (Sulbar).
Dari hasil pengungkapan kepolisian, empat orang sindikat di Mamuju tangkap yang diduga mengedarkan uang palsu sebanyak 20 juta. Dari tangan para pelaku, polisi mendapatkan uang palsu pecahan 100 ribu senilai 11 juta. Sementara sisanya 9 juta disebut telah diedarkan para pelaku.
“Dalam operasi ini, tim berhasil mengamankan para pelaku serta sejumlah barang bukti berupa uang palsu sebesar Rp 11 juta,” kata Herman Basir, Selasa, (17/12/2024) kemarin.
Dengan maraknya peredaran itu, Bank Indonesia (BI) Kantor Perwakilan Sulbar meminta masyarakat untuk mawas dan teliti dalam melakukan transaksi.
Kepala Bank Indonesia (BI) Sulbar, Gunawan Purbowo, mengatakan masyarakat bisa melakukan preventif dengan 3D (dilihat, diraba dan diterawang). Selain itu dia juga meminta masyarakat untuk mengenali warna, dimana warna yang asli dan palsu akan tampak berbeda.
“Masyarakat bisa teliti dengan dilihat, diraba, dan diterawang. Itu langkah paling dasar, karena yang asli jika diraba tidak halus karena dari bahan khusus. Selain itu juga bisa melihat dari warnanya, biasanya yang palsu ada yang mencolok,” ungkapnya saat di temui di Kantor BI Sulbar, di Jl. A.P Pettarani, Mamuju.
Tetapi jika masyarakat terlanjur menerima dari transaksi. Masyarakat diminta dapat melaporkan ke pihak berwenang. Namun begitu, Kepala BI Sulbar menegaskan hasil transaksi yang diterima masyarakat dari uang palsu tidak ada diganti. Gunawan Purbowo menyebut, itu merupakan risiko transaksi dan peraturan internasional.