“Kepemimpinan lembaga kepolisian harus tegas mengevaluasi masalah ini. Tidak boleh terus berdalih bahwa itu hanya ‘oknum’. Ada sesuatu yang salah dalam rekrutmen anggota kepolisian jika tindakan kekerasan terus terjadi,” tegasnya.
Keributan berawal di Asrama Putri Ikatan Pelajar dan Mahasiswa (IPM) Kabupaten Mamuju Tengah, yang berlokasi di Kompleks BTN Manakarra, Mamuju. Insiden tersebut melibatkan polisi dari angkatan 51.
Dalam kejadian itu, seorang kader HMI mengalami luka akibat pengeroyokan, yang kemudian memicu aksi protes besar-besaran oleh massa HMI di Polresta Mamuju.
Pengeroyokan tersebut juga direspons dengan gelombang demonstrasi yang menyerukan keadilan bagi korban dan tindakan tegas terhadap pelaku dari institusi kepolisian.
Hingga kini, kasus ini masih menjadi sorotan publik, terutama terkait kredibilitas Polri dalam menangani anggota mereka yang terlibat kekerasan dan komitmennya dalam menjaga kepercayaan masyarakat.
Respon (1)