Sedangkan Bupati Polman, Andi Ibrahim Masdar, mengatakan pelayaran sedianya telah siap namun tertunda akibat pandemi.
“Dengan keterbatasan yang ada, kami tetap berupaya melanjutkan rencana yang sempat tertunda ini,” ujar Andi Ibrahim Masdar.
Kepala Dinas Perhubungan Sulbar, Maddareski menjelaskan, pelayaran perdana secara internasional itu bakal meningkatkan status Pelabuhan Tanjung Silopo dari pelabuhan pengumpan menjadi pelabuhan pengumpul.
“Karena untuk saat ini Pelabuhan Tanjong Silopo dimanfaatkan sebagai Pelabuhan Embarkasi dan Debarkasi Pekerja Migran Indonesia,” tutur Maddareski.
Terbukanya pelayaran Sulbar ke Malaysia ini diharapkan dapat saling mendukung pertumbuhan ekonomi kedua negara. Terlebih pengembangan Pelabuhan Tanjung Silopo, masuk dalam agenda kerjasama sub regional BIMP EAGA.
Dukungan yang sama juga datang dari para pengusaha kapal seperti pemilik kapal KM Cattleya yang menegaskan bahwa Pelabuhan Tanjung Silopo memiliki potensi yang tinggi untuk dikembangkan dan dapat menaikkan statusnya dari KUPP (Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan) menjadi KSOP (Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan).