Puluhan Tahun Gelap, Dua Desa Pinggiran Mamasa Pamoseang dan Indo Banua Segera Dialiri Listrik | Mekora.id
Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
DAERAHMamasa

Puluhan Tahun Gelap, Dua Desa Pinggiran Mamasa Pamoseang dan Indo Banua Segera Dialiri Listrik

×

Puluhan Tahun Gelap, Dua Desa Pinggiran Mamasa Pamoseang dan Indo Banua Segera Dialiri Listrik

Sebarkan artikel ini
PLN Mamasa mensurvei aliran listrik menuju Desa Pamoseang dan Desa Indobanua di Mambi.
PLN Mamasa mensurvei lokasi pemasangan aliran listrik menuju Desa Pamoseang dan Desa Indobanua di Mambi.

Desa Pamoseang dan Desa Indobanua diambang merdeka cahaya listrik. Hanya jalan ke desa itu masih licin berlumpur. Sampai kapan?

MAMASA, Mekora.id – Lompat pendek sambil mengayun kaki dengan sepakan keras ke lapangan lawan adalah smash paling mematikan oleh pemuda M. Sabir.

Dulu di SMP Negeri Mambi, tempat M. Sabir sekolah pada 1990-an, salah seorang pemain takraw yang disegani adalah remaja asal Salubulung ini.

Salubulung adalah nama sebuah kampung tua di Kelurahan Mambi, seiring waktu setelah masa otonomi daerah, pemekaran kecamatan, desa dan kelurahan pun terjadi.

Salubulung kemudian naik status menjadi Kelurahan Talippuki, pemekaran dari Kelurahan Mambi, Kecamatan Mambi, Kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat.

Wilayah Kelurahan Talippuki kian mengecil setelah kampung Pamoseang dan kampung Indo Banua berdiri sendiri jadi desa.

Sabir tak memiliki kemauan terlampau besar dengan pergi merantau ke kota melanjutkan pendidikan misalnya.

Baca juga :  Inflasi Sulbar Tertinggi di Mamuju, Namun Terkendali

Setelah tamat SMP Negeri Mambi, ia melanjutkan pendidikan di SMA Negeri Mambi juga. Ia tak tertarik sekolah tinggi-tinggi.

Di masa remaja hingga dewasa, lelaki 51 tahun itu lebih suka menggelandang di pegunungan. Sembari membina olahraga pemuda pemudi di kampungnya, Pamoseang.

Data BPS Mamasa, Dua Desa Tanpa Listrik

Gelandangan pemuda M. Sabir menyimpan bakat kepemimpinan. Kini ia telah memimpin Desa Pamoseang di periode 6 tahun yang kedua.

Tentu masih akan lama menjadi Kepala Desa Pamoseang menyusul pemberlakuan perpanjangan masa jabatan kepala desa dari 6 tahun menjadi 8 tahun, implementasi revisi UU Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa.

Jangkauan kades Sabir tak untuk menerangi rumah-rumah di desanya tak sebanding mengelola potensi pemuda desa jadi pemain handal bola voli dan takraw misalnya.

Baca juga :  Komisi II DPRD Mamuju dan Dinas Ketahanan Pangan Bahas RAPBD 2025, Ini Besarannya

Kades Sabir sejatinya tak bisa berbuat apa-apa  melihat desanya tanpa listrik dari PLN.

Terdata bahwa terdapat 70 rumah di Desa Pamoseang berpenerang non-PLN, sesuai data BPS Kabupaten Mamasa 2023. Selebihnya masih gulita di malam hari.

Desa Indo Banua, yang berjarak 2 kilometer dari Pamoseang, menikmati energi lampu non-PLN. Terdapat 115 rumah terang seadanya di malam hari.

Melihat data statistik 2022 yang dipublikasikan secara resmi oleh BPS Mamasa pada 2023, Desa Pamoseang dan Desa Indo Banua adalah dua dari 13 desa/kelurahan di Kecamatan Mambi tanpa listrik.

Mencermati data ini, Pemkab Mamasa gagal memfasilitasi layanan publik mendasar bagi masyarakat di desa itu.

Beruntung ada seorang pemuda bernama Shaleh Pamoseang. Pemuda ini berasal dari desa itu. Sejak menikah dan telah punya momongan dua putra-putri yang masih kecil, ia menetap di Kecamatan Ulumanda’, Kabupaten Majene.

Baca juga :  Respon Petani Sawit, Komisi II DPRD Sulbar Bakal Panggil Perusahaan dan Pemda

Pemuda kelahiran 30 tahun itu mengaku tak sulit menjangkau Pamoseang dan Indo Banua. Desa ini berjarak 10 kilometer dengan Desa Popenga, Kecamatan Ulumanda’, Kabupaten Majene.

Sosialisasi listrik di Desa Pamoseang dan Desa Indobanua, Mamasa
Sosialisasi listrik di Desa Pamoseang dan Desa Indobanua, Mamasa

Shaleh punya kebun kopi dan sawah gunung yang ditanami Bara’bak (padi gogo). Nyaris saban sekali sebulan– kadang pula setiap dua pekan sekali –ia ngegas motor ke Pamoseang. Anatomi dan geliat kehidupan masyarakat Pamoseang cukup detail baginya.

M. Sabir juga bilang. Masyarakat desa lebih banyak menggantungkan hasil makanan pokok beras dari sawah gunung, Bara’bak.

Saat ini tanaman padi di gunung-gunung Pamoseang dan Indo Banua tengah menghijau dengan umur tanam mulai matang. “Padi Bara’bak belum panen dinda,” kata Kades M. Sabir, Selasa kemarin.

Respon (1)

  1. Tahun 2004 saya lahir di indobanua, selama -+ 20 saya hidup di tanah indobanua kami belum pernah milihat dalam mimpi akan ada penerangan di sana, walaupun ada tiang listrik yang menjadi hiasan sepanjang jalan ditambah dengan jalan yang berlumpur. Membuat pamoseang dan indobanua menjadi desa yang mencekam.
    Bahkan kami bertanya kemana kami akan melangkah untuk mendapatkan sedikit perhatian dan bisa mendapatkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *