Scroll untuk baca artikel
Example 720x720
PENDIDIKANRagam

Mahasiswi UGM Kenalkan Budidaya Maggot untuk Atasi Masalah Sampah Organik di Mamuju Tengah

×

Mahasiswi UGM Kenalkan Budidaya Maggot untuk Atasi Masalah Sampah Organik di Mamuju Tengah

Sebarkan artikel ini
Mahasiswa UGM di Sulbar
Dua mahasiswi UGM perkenalkan budidaya maggot untuk atasi sampah di Mamuju Tengah, Sulawesi Barat. (Foto : Istimewa)

Setelah 2–4 hari, telur menetas menjadi larva. Pada fase awal, larva mengonsumsi media fermentasi sebelum diberi pakan utama berupa limbah organik basah seperti sayur, buah busuk, nasi basi, ampas tahu, dan sisa dapur lainnya. Pakan dipotong kecil agar mudah diurai dan diberikan 1–2 kali sehari.

Dalam 14–18 hari, maggot tumbuh menjadi larva dewasa (prepupa) yang berwarna coklat tua dan bergerak lambat. Inilah saat panen, di mana maggot bisa digunakan sebagai pakan ternak atau disisihkan untuk berkembang menjadi lalat dewasa demi menjaga siklus produksi.

Manfaat ekonomi dan ekologi

Selain mengurangi timbunan sampah, budidaya maggot memberi peluang tambahan pendapatan bagi warga. Larva yang dihasilkan dapat dijual sebagai pakan unggas atau ikan, sementara pupuk organik dari sisa penguraian bisa dimanfaatkan untuk pertanian.

Baca juga :  Gubernur Sulbar Usul Kuota 50 Mahasiswa ke UGM, Targetkan Anak Daerah Masuk Lewat Jalur Afirmasi

“Melalui program ini, masyarakat tidak hanya belajar mengolah sampah, tetapi juga memahami bahwa limbah rumah tangga memiliki nilai. Dari yang awalnya dianggap masalah, bisa menjadi peluang ekonomi dan solusi lingkungan,” tutur Aprila.

Ia berharap, metode ini dapat diadopsi dalam skala lebih besar, seperti di tingkat komunitas, sekolah, atau kelompok tani, sehingga manfaatnya semakin terasa. Menurutnya, inisiatif ini sejalan dengan gerakan hidup berkelanjutan dan Zero Waste yang kian relevan di tengah isu perubahan iklim dan krisis sampah.

Dengan pendekatan yang sederhana, biaya terjangkau, dan dampak yang besar, budidaya maggot berpotensi menjadi solusi permanen bagi persoalan sampah organik di daerah pedesaan maupun perkotaan.