Scroll untuk baca artikel
Example 720x720
PENDIDIKANRagam

Mahasiswi UGM Kenalkan Budidaya Maggot untuk Atasi Masalah Sampah Organik di Mamuju Tengah

×

Mahasiswi UGM Kenalkan Budidaya Maggot untuk Atasi Masalah Sampah Organik di Mamuju Tengah

Sebarkan artikel ini
Mahasiswa UGM di Sulbar
Dua mahasiswi UGM perkenalkan budidaya maggot untuk atasi sampah di Mamuju Tengah, Sulawesi Barat. (Foto : Istimewa)

MATENG, Mekora.idMahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) dari Universitas Gadjah Mada (UGM) memperkenalkan metode budidaya maggot untuk atasi sampah rumah tangga pada masyarakat di Mamuju Tengah.

Sampah organik rumah tangga seperti sisa makanan, sayur, buah, hingga limbah dapur masih kerap dibuang tanpa pengolahan yang tepat. Padahal, penumpukan sampah ini bukan hanya menimbulkan bau tak sedap dan mengundang hama, tetapi juga berpotensi mencemari lingkungan serta menjadi sumber penyebaran penyakit.

Di Desa Palongaan, Kecamatan Tobadak, Mamuju Tengah, Sulawesi Barat, masalah ini cukup terasa. Masyarakat umumnya belum memiliki sistem pengelolaan sampah rumah tangga yang memadai, sehingga sebagian besar limbah organik berakhir di tempat pembuangan atau dibakar.

Baca juga :  Gubernur Sulbar Usul Kuota 50 Mahasiswa ke UGM, Targetkan Anak Daerah Masuk Lewat Jalur Afirmasi

Melihat kondisi tersebut, Andini Aprila Putri, mahasiswi Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Gadjah Mada (UGM) dari Departemen Kimia, hadir dengan inovasi yang memanfaatkan potensi alam untuk mengatasi persoalan sampah. Melalui program bertajuk “Solusi Cerdas Mengolah Sampah Organik Berbasis Maggot”, ia mengenalkan teknik budidaya larva lalat Black Soldier Fly (BSF) sebagai pengurai sampah organik secara cepat, alami, dan ramah lingkungan.

“Program ini merupakan bentuk kontribusi nyata dalam menghadirkan solusi berkelanjutan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat. Targetnya, warga bisa mengelola sampah rumah tangga secara mandiri, sekaligus memperoleh manfaat ekonomi dari hasilnya,” jelas Aprila, Jumat (8/8/2025).

Maggot BSF dikenal mampu mengurai limbah organik dalam waktu singkat tanpa menimbulkan bau busuk. Selain itu, larva yang dihasilkan dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak kaya protein, sedangkan sisa penguraiannya menjadi pupuk organik berkualitas.

Baca juga :  Pemprov Sulbar Percepat Realisasi Listrik Gratis, 15 Ribu Rumah Diajukan Terima Bantuan

Langkah demi langkah budidaya

Budidaya maggot dimulai dari penetasan telur lalat BSF. Media penetas dibuat dari campuran dedak, gula, masako, yakult, dan air, yang difermentasi selama 3–5 hari hingga beraroma khas untuk menarik lalat BSF bertelur. Telur-telur tersebut diletakkan di daun atau potongan kardus di atas media fermentasi.