Selain itu, para demonstran juga meminta agar praktek pungutan liar (PUNGLI) segera ditindak agar tidak tumbuh subur di dalam lingkup Universitas Muhammadiyah.
“Dari data advokasi yang telah kami kumpulkan, sekitar 40 Mahasiswa jurusan ekonomi pembangun yang dipotong KIP nya dengan alasan ucapan terima kasih,” ucap Rustam Ketua HIMEPA.
Menanggapi hal itu, Wakil Rektor II Furqon Mawardi mengatakan, solusi yang kami tawarkan kepada mahasiswa Non KIP ialah, memberikan kesempatan tahun depan untuk mahasiswa yang belum mampu ikut benchmarking tahun ini.
“Kalau memang ada mahasiswa yang tidak sanggup, bisa ikut tahun depan atau kami buatkan gelombang khusus,” ujar Furqon.
Lebih lanjut, Furqon mengatakan, laporan panitia saat ini mahasiswa yang sudah mendaftar program benchmarking sebesar 60 persen.
“Sudah 60 persen mahasiswa yang memiliki keinginan besar untuk ikut program ini,” tutup Furqon.
Dalam aksi demo tersebut menyampaikan 8 tuntutan :
- Mendesak untuk memperjelas program Benchmarking
- Kembalikan akses mahasiswa non KIP untuk tujuan makassar dengan biaya 2,5 juta
- Memberikan kebebasan terhadap mahasiswa non KIP untuk memilih tempat Benchmarking
- Mendesak rektor evaluasi ketua panitia Benchmarking
- Mendesak rektor Unimaju untuk meloka karyakan pedoman kemahasiswaan
- Mendesak rektor untuk membenahi fasilitas kampus
- Stop pungli pemotongan Beasiswa KIP mahasiswa
- Berikan kebebasan berekspresi kepada mahasiswa
Respon (1)