Ia juga menambahkan bahwa dugaan sementara kerusakan plafon disebabkan oleh penggunaan material yang tidak sesuai dengan Rencana Anggaran Biaya (RAB) proyek. Jika dugaan ini benar, maka kualitas konstruksi patut dipertanyakan dan perlu ditindaklanjuti oleh pihak terkait.
Wartawan Mekora.id yang mencoba mengakses langsung kondisi bangunan dari dekat mengalami kendala, lantaran bangunan tersebut dalam kondisi tertutup rapat dan dijaga ketat. Penjaga yang tinggal di area Rusun bahkan menolak memberikan izin kepada wartawan untuk melihat langsung bagian yang rusak.
Terkait kejadian ini, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Proyek Rusun ASN Mamuju, Syahrir, yang dikonfirmasi melalui sambungan telepon, membenarkan bahwa bangunan tersebut memang masih menjadi tanggung jawab rekanan, karena masih dalam masa pemeliharaan.
“Kalau ada kerusakan pada bangunan Rusun ASN Mamuju, itu memang masih jadi kewajiban pihak rekanan untuk memperbaikinya. Saya akan segera menghubungi mereka untuk menangani kerusakan itu,” kata Syahrir.
Kejadian ini menjadi sorotan publik, mengingat proyek ini menelan anggaran besar namun belum memberikan manfaat nyata bagi ASN di Mamuju. Kondisi ini juga menjadi catatan penting bagi instansi pengawasan agar pelaksanaan proyek berskala besar betul-betul sesuai dengan standar kualitas yang ditetapkan.
f16ljk
t4ofqq
7su7e1
bvqhdw