Scroll untuk baca artikel
Example 720x720
Peristiwa

60 KK Terdampak Banjir di Rarani Kalukku, Trans Sulawesi Sempat Lumpuh Empat Jam

×

60 KK Terdampak Banjir di Rarani Kalukku, Trans Sulawesi Sempat Lumpuh Empat Jam

Sebarkan artikel ini
Banjir di Rarani Kalukku
Banjir di Rarani, Desa Kabuloang, Kecamatan Kalukku, Kabupaten Mamuju, berdampak pada 60 KK. (Foto : Istimewa)

MAMUJU, Mekora.id – Hujan deras yang mengguyur Kecamatan Kalukku, Kabupaten Mamuju, sejak Senin (6/10/2025) sore, memicu banjir di Desa Kabuloang. Dalam waktu singkat, air dari Sungai Rarani meluap dan merendam puluhan rumah warga.

BPBD Mamuju meloporkan, sedikitnya 60 kepala keluarga (KK) terdampak, sementara arus lalu lintas di jalan Trans Sulawesi sempat lumpuh selama empat jam.

Kepala BPBD Mamuju, Taslim Sukirno, menyebut banjir tersebut berdampak pada 60 KK yang tersebar atas 50 KK di Dusun Rarani Selatan dan 10 KK di Dusun Rarani Induk.

“Tidak ada korban jiwa, tapi banjir sempat memutus akses jalan poros Trans Sulawesi dari pukul 18.00 hingga 22.00 WITA,” kata Taslim saat dikonfirmasi, Senin malam.

Baca juga :  Program MBG Hadir di Sampaga, 2.511 Porsi Makanan Sehat Dibagikan ke Pelajar

Sementara menurut warga sekitar, air mulai naik sekitar pukul 19.00 WITA, tak lama setelah hujan mengguyur sejak sore. Ketinggian air di beberapa titik bahkan mencapai lebih dari satu setengah meter, membuat warga kesulitan menyelamatkan barang-barang mereka.

“Tadi air naik cepat setelah magrib, rumah di dekat sungai langsung terendam. Ada yang sampai di atas pinggang,” kata Rusdin, warga Dusun Rarani Selatan, Senin malam.

Menurut Rusdin, banjir kali ini berdampak pada sekitar 50 KK di dusunnya. Namun sebagian warga memilih bertahan karena rumah mereka bertipe panggung.

“Belum ada yang mengungsi. Kami masih bertahan, takut air tambah tinggi,” ujarnya.

Hingga pukul 22.30 WITA, warga masih berjaga-jaga di rumah masing-masing. Debit air belum sepenuhnya surut, dan hujan susulan masih dikhawatirkan.

Baca juga :  Korban Miras Oplosan di Mamuju Bertambah Jadi 5 Orang, 17 Lainnya Kritis di RS

Banjir di kawasan itu bukan yang pertama. Warga menyebut, peristiwa serupa kerap terjadi dalam lima tahun terakhir. Mereka menilai penyebab utamanya adalah jembatan sempit yang sering tersumbat material kayu dan ranting saat hujan deras.

“Kalau hujan empat jam saja, pasti banjir. Pohon-pohon hanyut menumpuk di bawah jembatan, airnya langsung meluap,” tutur Rusdin.

Warga berharap pemerintah daerah segera memberikan solusi agar mereka terbebas dari banjir langganan.

“Kami sudah sampaikan berulang kali, tapi belum ada penanganan. Mudah-mudahan kali ini ada perhatian,” harapnya.

Tinggalkan Balasan