Dari pengalaman, pangkat, juga suasana baru — dalam hati dan kasat mata — tentulah Makmur menikmati betul posisi barunya sebagai Panit Krimsus di Polda Sulawesi Batay. Ia langsung berkantor di Kalubibing 01, Markas Polda Sulawesi Barat yang baru, kantor dengan lokasi yang dulu ia ikut perjuangkan.
2019 s.d .2020 tentulah terasa singkat semata. Tahun 2021, Ipda Makmur mendapat promosi jabatan sebagai Pj. Kapolsek Sampaga, Mamuju. Sampaga ini berada di antara Kecamatan Tommo dan Kecamatan Kalukku.
Selama memimpin Polsek Sampaga, Makmur mencatat tiga kasus tindak pidana: pembunuhan, pencurian, dan penganiayaan. Tiga kasus itu yang sampai terproses di Kejaksaan.
Dari sisi jumlah (angka) memang relatif sedikit. Tapi ia beralasan bahwa kasus pidana di masyarakat bisa ia tekan dengan caranya yang sungguh manusiawi. Sebagai seorang Muslim, saban waktu Jumat, ia mendatangi Masjid, setelah Ibadah ia berdiri menyampaikan himbauan pada masyarakat untuk menjaga keamanan, dan saling mengeratkan tali persaudaraan sesama warga.
Peran Kamtibmas ia jalankan rutin. Ia gilir setiap masjid minimal dalam sepekan di 7 desa yang ada di Kecamatan Sampaga, Kabupaten Mamuju. Setahun tentulah terbilang singkat. Jabatan baru menunggunya.
Beban Ringan di Hati yang Tulus
Di mana pun ditugaskan sebagai perwira Kepolisian, ia menerimanya, dijalaninya dengan penuh tanggungjawab. Dikembalikan dalam hati yang bening: tak ada kerja yang berat manakala dijalani sungguh-sungguh dalam hati yang lurus. Itu yang selalu memantik Makmur dalam mengabdi di Kepolisian Republik Indonesia. Panji Bhayangkara adalah yang utama. Soal pangkat urusan berikut.
Tahun 2022. Kembali ke Polres Mamuju dengan jabatan baru: Pjs Kasat Narkoba. Lagi-pagi penjabat sementara, mengapa demikian? “Pangkat saya batu Iptu, pak. Belum dapat, seharusnya pangkat AKP di Kasat Narkoba,” kata Makmur, merendah.
Meski masih tetap pangkat Iptu, hanya setahun diamanahi Kasat Narkoba, dan selanjutnya diberi amanah yang lebih menantang: Kapolsek Kalukku. Kepolisian Resort di kecamatan terpadat kedua di Kabupaten Mamuju. Terdapat 4 kelurahan dan 10 desa.
Aktifitas ekonomi menggeliat di pusat kota kecamatan ini. Di tengah kotanya yang luas, berjejeran rumah toko. Bisa dibilang, kalau Kabupaten Polewali Mandar (Polman) punya (kecamatan) Wonomulyo, steriotipnya adalah Kalukku bagi Kabupaten Mamuju. Meski eskalasi ekonomi bisnis tak sama persis, tapi Kalukku termasuk ikon baru ekonomi prospek.
Tugas Makmur selaku Kapolsek Kalukku masih membawahi Kecamatan Papalang — kecamatan tetangga Kalukku — yang belum memiliki Polsek tersendiri. Kecamatan ini terdiri dari 9 desa.
Saat wawancara, Selasa, 16 Desember, Makmur masih tercatat Kapolsek Kalukku. Masih pangkat Iptu. Makanya sejak 2022 hingga tahun ini — dan entah sampai kapan — masih pelaksana tugas karena belum berpangkat AKP. Konsekuensi jadi penjabat sementara, setiap tahun diperpanjang masa jabatannya selaku Kapolsek Kalukku. Syukur-syukur, ia telah mendapatkan tunjangan sepadan dengan jabatannya itu.
Kesyukuran Makmur karena dipercaya oleh pimpinannya di Polres Mamuju. Itu yang paling penting. Apa pun itu semua, Makmur bekerja secara profesional. Ia bekerja sesuai tupoksi yang telah digariskan di Kepolisian: kinerja selaku pimpinan kepolisian di wilayah Polsek, ya itu yang dibayar. “Anggaran kami berbasis kinerja,” katanya singkat.
Iptu Makmur tak mau latah: catatan kinerja yang ia pahami bukan semata seberapa banyak orang yang dikirim ke penjara. “Bukan itu,” akunya. “Yang penting adalah skala keamanan di wilayah kerja kita.”
Bahkan, dalam hemat Makmur, yang dikatakan berhasil manakala tidak ada lagi tindak pidana di wilayah kerja kita. Walau zero tindak pidana tentu sulit dihindari karena itu terkait dengan dinamika hidup masyarakat yang terkadang nyerempet ke hal-hal tindak pidana.
Catatan pengabdian kemasyarakatan Kapolsek Kalukku Makmur layak ditulis di sini. Tahun 2023 ia mulai berkebun. Ia memiliki kebun seluas 2 ha di Dusun Kassak, Desa Belang-Belang, Kecamatan Kalukku, Kabupaten Mamuju. Di kebun itu ia tanam 200 pohon durian jenis Musang King. Selain itu, itu juga tetap memelihara kebun kopinya yang ada di Lingkungan Salubua, Kelurahan Talippuki, Kecamatan Mambi.
Sembari berkebun di kala hari libur — Sabtu dan Minggu — Makmur juga menginisiasi pembukaan jalan baru untuk kempentingan masyarakat di wilayah kerjanya.
Masih di tahun 2023, Kapolsek Makmur membuka jalan baru di Dusun Gentungan, Kelurahan Bebanga, Kecamatan Kalukku. Panjang 1,5 kilometer, lebar 4 meter. Pembukaan jalan dengan mesin excavator. Sumber dana dari swadaya pengusaha di kecamatan.
“Memang, saya yang inisiatif kumpul dana. Sekarang jalan itu sudah digunakan oleh warga,” kata Makmur bangga.
Awal 2025 ini Makmur menggalang warga desa untuk bergerak membantu Program Pemerintah Pusat: Asta Cita Presiden Prabowo Subianto. Program ketahanan pangan ini diterjemahkan Makmur dengan menggiatkan tanam jagung di Kalukku.
“Kami kerjasama dengan warga. Saya ajak masyarakat Kalukku menanam jagung,” ujarnya.
Aktifitas kepemudaan juga menjadi perhatian Kapolsek Makmur. Sejak tiba di Kalukku, ia inisiasi membuat lapangan bola voli dalam lingkungan Mapolsek Kalukku. Setelahnya, lapangan olahraga itu dimanfaatkan oleh masyarakat Kalukku. Tak jarang invitasi bola voli antarklub serta angardesa dan kelurahan diadakan di lapangan mapolsek.
Tapi Makmur pernah dikejutkan kejadian naas yang menimpa lima dusun di wilayah kerjanya: longsor besar di Pammulukang, Kecamatan Kalukku. Saat itu Oktober 2022. “Belum genap satu tahun saya bertugas di Kalukku ketika musibah itu datang,” kisah Makmur peluh.
Tak ayal, ketika itu lima dusun terdampak serius atas musibah bencana alam tersebut. Dusun yang terdampak antara lain, Dusun Robia Apo, Dusun Betteng Batu, Dusun Torata, Dusun Pondok Indah, dan Dusun Salu Dango.
Berbilang pekan ia bolak-balik dari Ibu Kota Kecamatan Kalukku ke lokasi terdampak bencana, puluhan kilometer jauhnya. Ini seolah tugas dan tantangan pertamanya yang serius, kala itu. Ia tak menyerah. Ia turun langsung di titik lokasi. Bersama unsur Tripika Kecamatan Kalukku, mengevakuasi korban, mencari bantuan penyambung hidup, mengantar warga yang terluka ke Puskesmas Kalukku untuk pengobatan. Kerja keras berpeluh-peluh. “Saya tak bisa lupa peristiwa itu,” katanya menerawang, matanya berkaca-kaca.
Di wilayah kerja Makmur terdapat dua aset vital dalam pergerakan ekonomi, bukan hanya untuk Kabupaten Mamuju tapi itu melingkupi kepentingan besar Provinsi Sulawesi Barat. Dua aset vital dimaksud adalan Bandar Udara (Bandara) Tampa Padang dan Dermaga Pelabuhan Laut Belang-Belang di Bakengkeng.
Selaku komandan sektor Polisi, Makmur memberi perhatian serius pada dua aset ekonomi daerah tersebut. “Saya harus amankan Bandara dan Pelabuhan. Itu aset besar daerah ini,” katanya, serius.
Makanya itu, hemat Makmur, pihaknya mengambil langkah pengamanan dengan menempatkan personil di dua tempat itu: “2 personil polisi di Bandara Tampa Padang, dan 1 personil polisi di Pelabuhan Belang-belang,” katanya.
Makmur pun kerap mendatangi bandara dan pelabuhan. Ia hendak memastikan pengguna jasa penerbangan dan aktivitas muat barang berjalan aman terkendali.
Kesibukan Makmur di luar, rumah jualah tempat pulang paling menenangkan. Ada sang istri menunggu di rumah. Ini pula berperan penting dalam titian sukses perjuangan hidupnya.
Perjalanan karir IPTU Makmur, SH, MH kian lengkap. Kekasih hidupnya, Andi Erna, telah memberinya buah hati: Andi Astriani Aninditha Makmur (20 tahun) dan Andi Muhammad Ghozali Makmur (17 tahun).
Kedua anaknya telah tumbuh dewasa dengan kesibukan masing-masing. Si putri sulung tengah penyelesaian kuliah di jenjang Strata Satu (S1) di salah sebuah perguruan tinggi di Makassar. Adiknya, pun sedang berkutat kuliah di sebuah perguruan tinggi di Mamuju.
Potret Aktivis Cermin Nyata Polisi Makmur
Sukses tidaknya polisi Makmur di banyak tempat ia abdikan seragam cokelatnya, itu tak terlepas dari penilaian publik di Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat. Cermin keaslian pengabdiannya adalah potret warga yang asali.
Publik — dinegasikan kepada para aktifis yang memiliki kompetensi menilai pengabdian aparat Negara, termasuk Polisi — seperti Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Manakarra berbasis di Mamuju, Perhimpunan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Mamuju, dan satu paguyuban besar mahasiswa berbasis lokal yakni IPMAPUS.
Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Mahasiswa Pitu Ulunna Salu (IPMAPUS) Sulawesi Barat, Akbar, menyebut Kepolsek Kalukku Makmur bekerja profesional dengan integritas yang baik.
“Saya banyak menilai kinerja pak Makmur dalam menyelesaikan persoalan di masyarakat, baik itu konflik pemuda dan konflik sosial lainnya. Ia lebih banyak melakukan pendekatan kekeluargaan, menyelesaikan persoalan secara damai dan adil untuk semua pihak,” terang Akbar.
Aktivis dari Perhimpunan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) juga punya peniliaian tersendiri mengenal Makmur. “Saya liat selama pak Makmur menjabat Kapolsek Kalukku, orangnya merakyat. Dekat dengan warga,” kata Sulkarnain kepada media ini, Jumat malam, 19 Desember 2025, sekitar pukul 19.00 Wita.
Sul, sapaan Kader PMII Mamuju yang kini menetap di Beru-Beru, Kabupaten Mamuju, sambilan mengadvokasi Rakyat terkait penolakan tambang, menilai bahwa sejak masa Makmur banyak kasus penyakit masyarakat di Kalukku yang ditertibkan.
Kasus penyakit masyarakat yang dimaksud Sulkarnain seperti peredaran obat-obat terlarang di kalangan pemuda, kasus perjudian, dan pencurian. “Pak Makmur mampu tangani itu,” ujar Sul.
Darmin, Ketua Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Manakarra (terpilih) di Mamuju, menyebut bahwa sosok polisi Makmur menjadi inspirasi bagi masyarakat di Kabupaten Mamuju.
“Selain tegas juga sangat peduli terhadap masyarakat, apalagi pada keluarga,” aku Darmin, Jumat, 19 Desember 2025.
Keramahan Makmur, seperti pengakuan Sulkarnain, kian paripurna menjadi sosok pengabdi yang baik. Sebab, kata aktivis Akbar, selain punya loyalitas, “Pak Makmur memiliki sifat penyayang dan toleran.”
Apa pun yang melekat pada diri Polisi Makmur, kampung tua Salubua seolah menjadi magnet baginya. Pohon kopi dan kakaonya yang kian bertambah saban tahun menjadikannya pulang kampung di waktu-waktu senggang, tanpa lalai dari tugas dinas kepolisian.
Meski Ibu dan ayahnya sudah tiada, kerinduan kampung halaman Salubua menjadi noktah mewangi tiada terhingga untuknya.
SARMAN SAHUDING














