“Kami menyadari bahwa kritik tentang kursi, sound, suhu yang panas, serta lainnya merupakan kekurangan yang nantinya akan diperbaiki. Kami sebenarnya meminta AC standing dan sofa kepada IO tapi tidak dilaksanakan. Karena yang ada di ruangan itu kipas angin, dan kursinya plastik,” ungkap Said Usman Umar.
Selain itu menurut Said Usman, keterbatasan tempat membuat pilihan lokasi Gedung Gadis terpaksa dilakukan.
“Awalnya kami merapatkan untuk mencari tempat yang bisa menampung hingga 500 orang, tetapi pilihan hanya dua. Yang paling sesuai dengan itu agar tidak menuai polemik hanya di Gedung Gadis,” ungkapnya.
Untuk itu KPU Sulbar mengaku, telah belajar dari kondisi itu dan berjanji akan memberikan yang terbaik untuk debat selanjutnya.
“Kami telah melakukan evaluasi, sehingga debat kedua ini kami yakin tidak akan terjadi lagi. Namun untuk debat ketiga kami masih mempertimbangkan tempatnya yang bisa menampung hingga 500 orang di Majene. Apakah akan dipindahkan atau mengurangi peserta masuk,” pungkasnya.