Scroll untuk baca artikel
Nasional

GMNI Tutup Bab Perpecahan, Rekonsiliasi Nasional Dideklarasikan di Bali

×

GMNI Tutup Bab Perpecahan, Rekonsiliasi Nasional Dideklarasikan di Bali

Sebarkan artikel ini
Penandatanganan Pakta Integeritas Rekonsiliasi dan persatuan DPP GMNI kubu Arjuna-Dendi dan Risyad-Patra.
Penandatanganan Pakta Integeritas Rekonsiliasi dan persatuan DPP GMNI kubu Arjuna-Dendi dan Risyad-Patra.

DENPASAR, Mekora.id — Fragmentasi kepemimpinan di tubuh Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) resmi berakhir. Dua kepengurusan yang selama ini berjalan terpisah, yakni DPP GMNI Kubu Arjuna–Dendi dan DPP GMNI Kubu Risyad–Patra, akhirnya bersepakat mengakhiri dualisme melalui deklarasi persatuan nasional yang digelar di Denpasar, Bali, pada 15–17 Desember 2025.

Deklarasi persatuan tersebut ditandai dengan penandatanganan Pakta Integritas oleh Ketua Umum DPP GMNI Arjuna Putra Aldino dan Sekretaris Jenderal DPP GMNI Dendi Setiawan Periode 2019–2022, bersama Ketua Umum DPP GMNI Periode 2025–2028 Muhammad Risyad Fahlefi serta Sekretaris Jenderal Patra Dewa, di Inna Bali Heritage Hotel, Denpasar, Selasa (16/12/2025).

Advertisement

Momentum ini menandai komitmen bersama untuk mengakhiri fragmentasi internal dan memulihkan keutuhan GMNI sebagai organisasi mahasiswa nasionalis di tengah dinamika kebangsaan yang kian kompleks.

Arjuna: Persatuan Syarat Mutlak Selamatkan Organisasi

Ketua Umum DPP GMNI, Arjuna Putra Aldino, menegaskan bahwa persatuan merupakan syarat mutlak agar GMNI kembali tampil sebagai organisasi pelopor, dengan menempatkan kepentingan organisasi di atas ego pribadi maupun kelompok.

“Persatuan adalah jalan satu-satunya agar GMNI kembali menjadi organisasi pelopor di tengah zaman yang meleset, dengan mengutamakan kepentingan organisasi di atas kepentingan dan ego pribadi,” ujar Arjuna.

Ia juga menyatakan dukungan penuh terhadap kepemimpinan DPP GMNI Periode 2025–2028 di bawah Muhammad Risyad Fahlefi dan Patra Dewa, yang dinilainya sebagai nahkoda baru untuk membawa GMNI ke arah yang lebih progresif.

Baca juga :  GMNI Minta Putusan MKD Jadi Pintu Ungkap Dalang Kerusuhan Agustus

“Sekarang tidak ada lagi kubu Arjuna–Dendi. Kepengurusan Risyad–Patra akan membangun GMNI yang progresif dan revolusioner, berangkat dari rasa senasib sepenanggungan yang tumbuh dalam kaderisasi dan penghayatan ideologi,” tegasnya.

Arjuna menilai, perpecahan internal selama ini telah berdampak serius hingga ke tingkat komisariat dan cabang sebagai basis utama organisasi.

“Yang paling kita sayangkan adalah komisariat dan cabang, karena merekalah penopang organisasi. Jika ini terus dibiarkan, organisasi akan goyah. Karena itu, langkah awal persatuan ini kami harapkan menjadi sejarah baru GMNI,” katanya.

Ia menekankan bahwa rekonsiliasi ini bukan soal menyelamatkan ego elite organisasi, melainkan menyelamatkan kader di akar rumput.

“Yang harus kita selamatkan bukan ego kita, tetapi kader-kader di komisariat dan cabang yang selama ini berjibaku menjaga organisasi,” ujarnya.

Baca juga :  10 Anggota Komisi Reformasi Polri Dilantik Presiden Prabowo

Dendi: Persatuan yang Dinanti Enam Tahun

Sekretaris Jenderal DPP GMNI Periode 2019–2022, Dendi Setiawan, menyebut persatuan ini sebagai proses panjang yang telah dinantikan selama hampir enam tahun.

“Ini proses yang cukup panjang. Banyak pertimbangan, termasuk situasi pandemi Covid-19 dan upaya-upaya persatuan yang baru bisa terwujud hari ini,” kata Dendi.

Tinggalkan Balasan