“Kami sangat prihatin dengan kondisi yang ada di tempat Wisata ini, hanya jalan setapak dan batang pohon kelapa yang lapuk,” kata Adam, Senin (30/10/2023).
Melalui gerakan itu, GMNI Mamuju ingin memantik perhatian pemerintah daerah untuk objek wisata yang telah lama terabaikan itu.
Adam mengatakan, objek wisata dengan nama lokal Wai Panas Managallang ini memiliki nilai sejarah yang jadi nilai tambah.
“Gerakan Advokasi yang kami lakukan di Tahaya-haya sudah terhitung satu tahun. Melalui Gerakan Bakti Sosial ini kami berharap dapat mengetuk pintu hati Pemerintah Daerah Tingkat 1 dan 2. Kami ingin ini menjadi gerakan kampanye pemerintah dan masyarakat secara umum dapat bergotong-royong untuk memperhatikan dan mengembangkan destinasi Wai Panas Managallang yang ada di Lingkungan Tahaya-haya,” pungkas Adam.