Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
ADVERTORIALDAERAH

Pasar Murah Jadi Program Andalan Pemprov Sulbar Tekan Inflasi

×

Pasar Murah Jadi Program Andalan Pemprov Sulbar Tekan Inflasi

Sebarkan artikel ini
Pasar murah di Mamuju
Pj Gubernur Sulbar, Bahtiar, bersama Bupati Mamuju, Sutinah Suhardi, mengecek harga pangan di Mamuju.

MAMUJU, mekora.id – Gerakan pangan murah (GPM) secara konsisten rutin dilaksanakan Pemprov Sulawesi Barat (Sulbar). Hal itu nampak saat pasar murah itu konsisten dilaksanakan setiap hari Senin, di Taman Karema Mamuju, pada, Senin, (5/8/2023).

Menurut Penjabat (Pj) Gubernur Sulbar, Bahtiar, gerakan pangan murah itu secara konsisten terus dilaksanakan di enam kabupaten di Sulbar. Dalam gerakan itu, Pemprov Sulbar bekerja sama Pemkab hingga Forkopimda untuk mengendalikan inflasi.

“Makanya GPN wajib kita lakukan di setiap Senin-Selasa. Ini cara kita mengelola harga harga pangan,” kata Bahtiar.

Setelah gerakan pangan murah yang dilaksanakan pagi itu, Pj Gubernur Sulbar Bahtiar, bersama Bupati Mamuju, Sutinah Suhardi, melakukan pantau harga bahan pokok di Pasar Sentral (Pasar Lama) dan Pasar Regional (Pasar Baru) Mamuju.

Baca juga :  Ramla Baharuddin Terima Bonus 300 Juta Dari Pemprov Sulbar, Usai Sukses Bawa Pulang Dua Medali Perak Dari PON Aceh-Sumut

Dari hasil pantauan harga pangan itu, Bahtira mengatakan, saat ini harga sejumlah bahan pokok terpantau kondusif. Meski begitu, harga cabe rawit mengalami kenaikan namun tidak signifikan.

“Ini agenda kegiatan rutin kita, hari ini bersama Pemda kabupaten.  Diharapkan terus bekerja sama dengan baik dalam melakukan pengendalian inflasi,” kata Bahtiar.

Dengan pantauan harga bahan pokok itu, Bahtiar mengatakan, operasi pasar murah di Sulbar dilakukan untuk pengendalian inflasi sebagai upaya mendorong pertumbuhan ekonomi. Menurutnya inflasi Sulbar saat ini terbilang bagus dan konsisten pada level terbaik ketiga secara nasional.

Dia juga berharap, Sulbar di masa mendatang perlu mendorong kemandirian pangan, olehnya dia berharap APBD kedepan lebih fokus untuk menyentuh langsung kepada masyarakat, khususnya petani agar bisa memproduksi pangan.

Baca juga :  Dinkes Sulbar Berhasil Tangani 86 Penderita DBD di Polman

“Kita konsisten pada level itu, inflasi terlalu rendah itu jadi masalah. Jadi sebenarnya ada angka antara 2,5 sampai 3,5 Jangan bilang kalau 1, kita terbaik. Kalau terlalu murah kasian petani kita,” ucap Bahtiar.