MAMUJU, Mekora.id – Potret memilukan datang dari Nurul (49), seorang guru honorer di Taman Kanak-Kanak (TK) Pembinaan Kartini, Kecamatan Tommo, Kabupaten Mamuju. Sejak 2005, ia telah mengabdi mendidik anak-anak usia dini, namun hanya menerima honor Rp57 ribu per bulan.
Perjuangan panjang memperbaiki nasib itu, ia suarakan bersama ratusan tenaga kontrak dan honorer lainnya dalam aksi unjuk rasa di Gedung DPRD dan Kantor Bupati Mamuju, Senin (15/9/2025).
Selama hampir dua dekade, Nurul tidak pernah merasakan kepastian penghasilan yang layak. Honorarium yang diterimanya pun bergantung pada pencairan Dana Operasional Bantuan (DOB).
“Kalau ada DOB yah dapat, kalau tidak yah tidak ada,” tutur Nurul dengan nada pasrah kepada Mekora.id di sela aksi unjuk rasa.
Bertahan dengan Serabutan
Untuk memenuhi kebutuhan keluarga, Nurul harus memutar otak. Selain mengajar, ia membantu suaminya berkebun dan menerima jasa rias pengantin di kampungnya.
“Yah kerja serabutan, saya kan indobotting (jasa rias pengantin), bapaknya berkebun,” jelasnya.













