Hal itu lantaran warga merasa terganggu, akibat 52 truk yang melakukan hauling coal, lalu lalang di jalan yang menjadi akses utama warga.
Setelah pemalangan itu, PT BPC menghentikan sementara hauling coal. Masyarakat Tamalea mengaku di janji oleh Direktur PT. BPC, namun hingga kejadian itu pihak perusahaan belum menepati janjinya.
Atas aksi ugal-ugalan karayawan tambang itu, warga menuding pihak perusahaan sengaja melakukan provokasi pada karyawan hingga nyaris terjadi konflik horizontal.
“Perusahaan mencoba memprovokasi karyawan-karyawan yang merupakan penduduk lokal, sehingga nyaris terjadi konflik antar masyarakat,” ungkap Prayoga.
Hingga berita ini tayang, belum ada pernyataan resmi dari pihak perusahaan. Manager PT. Bonehau Prima Coal saat di kontak, hanya menjawab singkat upaya konfirmasi dari mekora.
“Iya,” jawab pihak BPC saat dikonfirmasi perihal kejadian itu.