OPINI

Pilkada Sulbar Hendaklah Adu Gagasan, Bukan Cacian

Hamka Baharuddin
Hamka Baharuddin

Penulis : Hamka Baharuddin (Pemuda Pemerhati Demokrasi)

Semarak kontestasi Pilkada serentak, khususnya di Pilkada Sulawesi Barat, mulai berkumandang. Berbagai media massa telah menuliskan profil pasangan calon yang akan bertarung di Pilkada 2024. Ini menjadi pertanda bahwa proses pencarian sosok pemimpin di Sulawesi Barat dan seluruh kabupaten lainnya akan segera digerakkan oleh masing-masing tim sukses. Tidak sedikit pula pendukung fanatik yang akan muncul ke permukaan.

Tim sukses dan fanatisme sering kali berjalan beriringan, dengan keduanya berusaha keras mengumpulkan sebanyak mungkin suara agar kandidat yang mereka dukung dapat memenangkan kontestasi Pilkada Sulawesi Barat. Meskipun semangat mendukung kandidat adalah hal penting, sering kali hal ini diiringi oleh intrik dan dinamika negatif yang justru menciptakan ketegangan dan konflik yang tidak perlu.

Baca juga :  TPS di Pilkada Sulbar 2024 Sebanyak 2.921, Berikut Rinciannya

Gagasan sering kali dikesampingkan demi menarik perhatian lebih daripada kandidat lain. Padahal, esensi dari Pemilu adalah mencari solusi dan memecahkan masalah melalui hadirnya seorang pemimpin yang bertanggung jawab, berani meminta maaf, dan mampu mendengarkan suara rakyat dengan membawa gagasan.

Sebagai penulis, saya ingin mengingatkan seluruh pasangan calon untuk berkompetisi dengan sehat dan penuh gagasan. Mereka harus tetap berada dalam koridor nilai-nilai demokrasi, menjunjung tinggi norma, dan asas-asas demokrasi yang ada. Kontestasi Pilkada harus menjadi ajang pertarungan gagasan, bukan arena bagi tim sukses untuk saling serang dan beradu komentar di media sosial atau di lingkungan masyarakat.

Pilkada harus menjadi pesta demokrasi yang menggembirakan, di mana para kandidat dan pendukungnya saling berbagi pandangan dan edukasi, bukan saling menyerang dan memicu perpecahan. Mari kita wujudkan demokrasi yang sehat, menjunjung tinggi gagasan, akal budi, dan menghindari diskriminasi antar kelompok.

Baca juga :  Mengubah Hobi Jadi Peluang Lewat Kelas Desain Grafis Prakerja

Salam demokrasi!

Exit mobile version