Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
NasionalNEWS

Ini Profil Syarifah Asia, Mahasiswi Dari Sulbar Yang Ajukan Dua Pertanyaan Untuk Ganjar Pranowo

×

Ini Profil Syarifah Asia, Mahasiswi Dari Sulbar Yang Ajukan Dua Pertanyaan Untuk Ganjar Pranowo

Sebarkan artikel ini
Syarifa Asia S Husain Alqadri Mahasiswa semester 7 di STIE Pariwisata API Yogyakarta asal Sulawesi Barat. (Foto : Istimewa)

MAMUJU, mekora.id – Syarifah Asia S Husain Alqadri jadi perhatian publik setelah mengajukan dua pertanyaan dalam acara 3 Bacapres Adu Gagasan yang berlangsung di Universitas Gadjah Mada UGM Yogyakarta, Senin (19/08/9/2023).

Mahasiswi jurusan manajemen pariwisata di Kampus Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Pariwisata API Yogyakarta itu lahir dan besar di Desa Paropo, Kecamatan Alu, Kabupaten Polewali Mandar. Pada 11 November 2002 silam.

Setelah usai remaja, Syarifah Asia kemudian ikut dengan ayahnya ke Pambusuang, Kecamatan Balanipa, Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat. Syarifah Asia lulus di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 (SMKN) Tinambung  tahun 2019 lalu.

Setelah lulus, Syarifah Asia memang sejak dini ingin kuliah di Yogyakarta. Bermodal keberanian dan ongkos Rp500 ribu, tahun 2019 Syarifah Asia menyeberang dengan Kapal menuju kota Yogyakarta.

“Saat masih sekolah, ada sosialisasi dari mahasiswa yang mengatakan kuliah di Yogyakarta itu menyenangkan karena ada Asrama dan banyak perkumpulan mahasiswa Sulbar yang solid. Makanya saya sangat tertarik,” kata Syarifah, Kamis (21/09/2023).

Setelah tiba di Yogyakarta, Syarifah mengaku mendaftar di sejumlah perguruan tinggi negeri namun tidak lulus. Kemudian melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi swasta.

Namun karena biaya tinggi, tahun 2019 Syarifah Asia urung kuliah. Selain kurang mampu, dia mengaku terkendala administrasi akibat perceraian orang tuanya.

Akhir tahun 2019, Syarifah memutuskan pulang ke Sulawesi Barat untuk membenahi administrasi kependudukan lalu mendaftar lagi tahun akan datang.

“Ada beberapa Kampus Negeri yang saya daftar, tetapi tidak diterima. Lalu saya pilih kuliah di Kampus Swasta tetapi biayanya mahal untuk saya,” kata Syarifa.

Tahun 2020, Syarifah mencoba peruntungan kembali Kota Jogja. Lalu mendaftar di Kampusnya saat ini melalui jalur beasiswa.

Meski masuk jalur beasiswa, biaya kuliah yang cukup mahal membuat Syarifah harus bekerja paruh waktu untuk biaya hidup.

Orang tua asuh yang jadi tempat tinggalnya, juga tidak mampu berbuat banyak. dengan tekat kuat Syarifah Asia berjuang meraih mimpi.

“Kuliah sambil kerja, karena saya hidup sendiri. Saat ini saya di asuh orang tua angkat karena orang tua kandung bercerai,” kata Syarifah.

Selain kuliah dan bekerja, Syarifah juga menyempatkan diri aktif pada perkumpulan mahasiswa dari Sulawesi Barat di Yogyakarta.

Syarifah mengaku ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang strata dua (S2). Tapi dia menunggu beasiswa untuk membantunya.

“Teman-teman mahasiswa banyak yang dari Sulbar juga membantu, mulai dari referensi tempat kuliah dan lainnya dibantu,” kata Syarifah.