BUDAYAMamasa

Tangan Mungil Vivhia, Penenun Cilik Perawat Warisan Leluhur di Mamasa

Vivhia penenun cilik Mamasa
Vivhia penenun cilik dari Mamasa. (Foto : Istimewa)

MAMASA, Mekora.id – Vivhia, seorang penenun gadis cilik berumur 7 tahun dari Desa Rantepuang, Kecamatan Sesenapadang, Kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat, duduk tenang di atas lantai papan rumah panggungnya. Ia meraih serangkain benang berwarna merah dan kuning. Dengan seutas perkakas dari kayu Vivhia menyulam sebuah tenun khas dari Mamasa.

Disaat anak-anak se-usianya gandrung bermain gadget, gadis yang masih duduk di bangku kelas 3 SD ini memilih menghabiskan banyak waktunya berkutat di alat tenun tradisional usai pulang sekolah, dari tangan mungilnya ia telah menghasilkan berlembar-lembar helaian kain tenun tradisional khas daerahnya seperti sarung, selendang dan gantungan tas yang semuanya berasal dari tangan bocah cilik ini.

Baca juga :  Final, Ruslan Bawa Pulang Rekomendasi PDIP Untuk Pilkada Mamasa 2024

Vivhia tampak begitu piawai menggerakkan alat tenun di sekitarnya, jemarinya mungil lincah memainkan benang, lalu lengan kecilnya dengan cekatan menghentak kayu palang agar benang menyatu membentuk pola yang sudah didesain terlebih dahulu.
Gadis cilik ini mengaku tertarik menenun karena sehari-hari melihat sang nenek menenun. Awalnya, hanya bermain di sekitar tempat neneknya menenun.  Lalu muncul rasa ingin tahu dan ingin belajar menenun.

“Saya merasa senang jika menenun awalnya hanya melihat dari nenek yang sudah lama menenun,” tutur Vivhia, saat ditemui pekan lalu di rumahnya.

Exit mobile version