Kesehatan

Pernikahan Anak Jadi Penyumbang Utama Stunting di Sulawesi Barat

Ketua Tim Pokja Elsimil Perwakilan BKKBN Provinsi Sulawesi Barat, Dudi Fahdiansyah, di Maleo saat jumpa wartawan, Jumat (01/09/2023).

MAMUJU, mekora.id– Stunting di Sulawesi Barat (Sulbar), jadi masalah klasik yang masih terus jadi sajian hangat data kesehatan gizi Provinsi Malaqbi ini. Berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022, angka stunting di Sulbar naik dari 33,8 persen (2021) menjadi 35.0 persen (2022).

Ketua Tim Pokja Elsimil Perwakilan BKKBN Provinsi Sulawesi Barat, Dudi Fahdiansyah, mengungkap angka perkawinan anak dibawah usia 18 tahun ada pada angka 4:1.

Dudi mengatakan, tingginya angka perkawinan anak ini jadi penyumbang utama stunting di Sulawesi Barat. Data BKKBN Sulawesi Barat mencatat, sebanyak 17,71 persen wanita menikah dibawah 18 tahun dan bercerai.

Angka tersebut didukung dengan tingginya sumbangsi dari sejumlah Kabupaten di Sulawesi Barat. Kabupaten Pasangkayu jadi penyumbang signifikan angka pernikahan anak dengan angka 27,41 persen, diikuti Mamuju 19,29 persen.

Baca juga :  RSUD Sulbar Kini Dilengkapi Layanan Bridging E Klaim dan Anjungan Pasien Mandiri

Mamuju Tengah 19,92 persen, Mamasa 19,79 persen, Polewali Mandar 17,42 persen, dan Majene 5,56 persen.

Kata Dudi, pernikahan anak akan berdampak buruk pada Pendidikan, terjerat dalam kemiskinan, mental yang tidak stabil, serta kesehatan pada ibu hamil.

Exit mobile version