JAKARTA, mekora.id – PT Bank Central Asia Tbk (BCA) melanjutkan program operasi katarak gratis ke wilayah Barat hingga Timur Indonesia. Bekerja sama dengan Seksi Penanggulangan Buta Katarak Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia (SPBK PERDAMI), program bakti sosial operasi katarak BCA kali ini dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bengkulu Tengah dan RSUD Pasangkayu, Sulawesi Barat. Total, 136 pasien mendapatkan operasi katarak gratis dari BCA di dua lokasi tersebut, yang dilaksanakan serentak, pada, Selasa (28/5/2024).
Berada di bawah ‘payung’ Bakti BCA pilar kesehatan, program ini merupakan wujud dari komitmen BCA meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat demi membangun masa depan yang lebih baik untuk semua.
EVP Corporate Communication & Social Responsibility BCA, Hera F. Haryn mengatakan, bakti sosial (baksos) operasi katarak dilakukan dengan tujuan mengurangi angka kebutaan akibat penyakit tersebut di Indonesia. Sepanjang 2024 hingga bulan Mei, ada 198 pasien yang sudah mendapatkan operasi katarak gratis di tiga lokasi berbeda, yakni pada 1-2 Maret 2024 di RSUD dr. Salim Alkatiri Namrole, Buru Selatan; 29 April-1 Mei di RSUD Pasangkayu, Sulawesi Barat; serta 24-25 Mei 2024 di RSUD Bengkulu Tengah.
“BCA percaya bahwa kesehatan memainkan peran penting dalam meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat, termasuk kesehatan mata. Kami memilih Kabupaten Bengkulu Tengah dan Pasangkayu sebagai lokasi pelaksanaan program baksos operasi katarak karena adanya kebutuhan masyarakat terhadap kegiatan tersebut. Program ini kami lakukan agar masyarakat dapat kembali produktif dan memberikan dampak positif kepada lingkungan sekitar.” jelas Hera.
Hera menuturkan, Bengkulu Tengah merupakan kabupaten di Provinsi Bengkulu yang sebagian besar wilayahnya didominasi pegunungan dan dataran tinggi. Memiliki potensi sumber daya alam melimpah, sektor pertanian dan perkebunan menjadi roda ekonomi Bengkulu Tengah. Namun, kondisi geografis ini menciptakan tantangan tersendiri dengan tingginya paparan sinar UV yang menyebabkan maraknya kasus katarak di sana.
Kemudian, kabupaten Pasangkayu dipilih karena tingginya kebutuhan perawatan katarak di daerah tersebut. Paparan sinar matahari yang ekstrem di wilayah pesisir barat Sulawesi menyebabkan banyak warga menderita katarak, sehingga program operasi menjadi kebutuhan untuk mengurangi angka penyakit di daerah tersebut.