HOMENEWSPeristiwa

Begini Kronologi KM Cahaya Rezeki, Tersesat ke Lere-Lerekan Hingga ke Kalsel

Kapal Hilang di Mamuju
Penumpang Kapal Motor Cahaya Rezeki di Evakuasi petugas Basarnas Mamuju. (Foto : Istimewa)

MAMUJU, Mekora.id – Kapal motor (KM) Cahaya Rezeki yang sempat dilaporkan hilang kontak, akhirnya ditemukan dan berhasil berlabuh dengan selamat di Pulau Salissingan, Balabalakang. Pada Rabu, (20/11/2024).

Kabar baiknya, seluruh penumpang tiba dalam keadaan selamat tanpa cedera sedikit pun. Namun bagaimana sebenarnya KM Cahaya Rezeki sempat hilang kontak dan dilaporkan hilang. Berikut kami rangkum dari Nahkoda kapal.

Berangkat dari Mamuju

Sebelum dinyatakan hilang, KM Cahaya Rezeki berangkat dari Pelabuhan TPI Mamuju dengan tujuan Pulau Salissingan di Kepulauan Balabalakang, pada, Senin 18 November 2024 dini hari.

Menurut Nahkoda KM Cahaya Rezeki, Jupri (40), mereka berangkat sekitar pukul 01.00 WITA. Kapal itu memuat enam penumpang termasuk Juragan Kapal. Namun dalam perjalanan, KM Cahaya Rezeki tersesat.

Baca juga :  Sempat Dilaporkan Hilang, KM Cahaya Rezeki Ditemukan dan Sandar di Bala Balakang

“Kami berangkat dari kota Mamuju sekitar jam 1 malam, Senin dini hari. Kami tembak Pulau Ambo dan Pulau Pappi Lagaan. Tapi ternyata kami jauh dari Pulau Pappi Lagaan sampai kami masuk wilayah Kalimantan Selatan (Kalsel) di pulau Sabakkatan,” ungkap Jupri.

Tersesat Hingga ke Kalimantan Selatan dan Lere-Lerekan

Setelah menyadari Kapal mereka tersesat dan jauh dari tujuan ke arah Selatan, Jupri mengaku mengambil alih kemudi kapal dengan maksud kembali ke arah Pulau Salissingan. Hal itu dikarenakan Juragan kapal yang sebelumnya mengemudi kapal memilih beristirahat.

“Sekitar jam 6 sore, kami balik arah kembali dengan maksud ingin kembali ke arah pulau Papi Lagaan. Saat itu juragan ingin beristirahat dan tidur, kemudian saya ambil alih kemudi kapal,” jelas Jupri.

Baca juga :  Seorang Nelayan di Mamuju Dilaporkan Hilang Saat Melaut di Perairan Tambi

Namun setelah berlayar selama 3 (tiga) jam ke arah utara, Jupri baru menyadari jika Pulau tujuan mereka tidak menunjukkan tanda-tanda. Ia lantas membangunkan Juragan kapal dan melaporkan situasinya.

“Saya heran kenapa tidak ada lampu dari Pulau yang kelihatan. Lalu saya bangunkan juragan kapal. Kami perkirakan saat itu telah melewati pulau yang dituju, padahal saya selalu berpedoman pada kompas dan merasa tidak pernah keluar jalur ke utara terus,” ungkapnya.

Berinisiatif untuk kembali ke jalur pelayaran yang dituju, mereka justru tersesat ke perairan lerek-lerekan. Jupri mengaku mengejar cahaya lampu yang dikira pulau terdekat. Setelah sampai, ternyata cahaya itu dari kapal pemancing ikan yang cukup besar.

Baca juga :  Deklarasi Ruslan-Ida di Mamasa Dibanjiri Ribuan Pendukung
Exit mobile version