MAMUJU, Mekora.id – Wakil Gubernur Sulawesi Barat, Salim S Mengga, menyampaikan rasa keprihatinan yang mendalam atas insiden yang menimpa Kepala Puskesmas Kecamatan Alu, Jamaluddin, yang kini dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Hajja Andi Depu, Mamuju.
Jamaluddin diduga menjadi korban salah tangkap dan kekerasan saat aparat kepolisian melakukan pengamanan eksekusi lahan di Dusun Palludai, Desa Katumbangan Lemo, Kecamatan Alu, Kabupaten Polewali Mandar, pada Kamis, 3 Juli 2025.
Akibat kejadian itu, korban mengalami luka di bagian kepala dan wajah, hingga harus menjalani operasi. Diketahui, Jamaluddin juga menjabat sebagai Ketua Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Kabupaten Polman.
“Saya menyampaikan rasa prihatin dan empati kepada keluarga korban. Ini tidak hanya menyangkut profesi, tapi hak dasar sebagai warga negara,” ungkap Wakil Gubernur Sulbar, Salim S Mengga.
Salurkan Bantuan Rp10 Juta
Sebagai bentuk perhatian, Salim S Mengga memberikan bantuan sebesar Rp10 juta kepada pihak keluarga korban untuk meringankan beban biaya pengobatan. Bantuan tersebut disalurkan melalui transfer kepada keluarga korban bernama Awaluddin.
Hal ini dibenarkan oleh Sespri Wakil Gubernur Sulbar, Ardhy Amanah, yang mengatakan bahwa bantuan tersebut merupakan bentuk keprihatinan pribadi Wagub Sulbar atas musibah yang menimpa tenaga kesehatan tersebut.
“Harapannya, bantuan ini bisa sedikit membantu kebutuhan pengobatan dan pemulihan korban,” ujar Ardhy.
Salim juga menyayangkan adanya dugaan kekerasan yang dilakukan oleh oknum kepolisian. Ia menegaskan pentingnya pengusutan secara adil, transparan, dan akuntabel.
“Ini harus diusut tuntas. Ini bentuk pelanggaran serius terhadap hak asasi manusia. Tidak boleh ada pembiaran atas tindakan semacam ini,” tegas Salim.
Sementara itu, salah seorang keluarga korban, Hasania, menyampaikan terima kasih atas perhatian yang diberikan oleh Wakil Gubernur.
“Kami sangat terbantu, apalagi saat ini korban sedang menjalani perawatan umum karena tidak ditanggung BPJS. Katanya karena ini masuk kategori kekerasan,” ujar Hasania.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada penjelasan resmi dari pihak kepolisian mengenai dugaan kekerasan terhadap Jamaluddin. Pihak keluarga berharap ada keadilan dan perlindungan hukum yang tegas terhadap kasus ini.