“Kalau memang tidak dibayar, yah kami anggap musibah saja. Tapi kami heran, kenapa ada proyek lain tahun 2024 yang sudah lunas,” ucapnya.
Geradus mengaku tak ingin menekan pihak kontraktor utama karena mengetahui kondisi keuangannya yang juga sulit. Namun, ia berharap Pemda Mamasa memberikan perhatian agar permasalahan ini bisa segera diselesaikan.
“Kami tahu saudara S juga terus berusaha mengurus pencairan demi melunasi pekerjaan kami. Tapi kalau memang tidak ada kejelasan, saya akan bongkar saja semua perlengkapan yang kami pasang, daripada terus dipakai tanpa pelunasan,” tegasnya.
Ia menambahkan, sebagian material bahkan masih menunggak pembayaran ke para tukang.
“Kami tetap yakin pemerintahan WS-Hadir bisa mencari solusi. Tapi kalau tidak, yah apa boleh buat,” pungkasnya.
Hingga berita ini diterbitkan, pihak Pemerintah Kabupaten Mamasa maupun kontraktor CV. Wali Putra Selatan belum memberikan tanggapan terkait persoalan ini.