Ia berharap permintaan maaf ini dapat diterima publik, terutama ratusan keturunan PYM I Manyambungi Todilaling yang tersebar di berbagai daerah.
Respons Lembaga Adat dan Penyelesaian Secara Kekeluargaan
Juru Bicara Kerajaan Balanipa Mandar, Syamsuddin Ahmad, dalam pertemuan itu menyampaikan pesan “Pappasang Mandar” dan menegaskan bahwa persoalan yang viral di media sosial telah selesai secara baik dan bermartabat.
Ia berharap kejadian ini menjadi pelajaran agar aktivitas berkesenian maupun ziarah di area sakral selalu dilakukan dengan penuh penghormatan. Meski demikian, Syamsuddin Ahmad berpesan agar Deriawan tidak berhenti berkarya dan menjadikan pengalaman ini sebagai dorongan untuk melahirkan karya yang lebih monumental.
“Banyak harapan dari Mara’dia, Lembaga Adat, hingga Kepala Desa Napo. Mereka mengapresiasi karya adik mahasiswa tersebut. Kejadian kemarin dijadikan pelajaran, dan ke depan diharapkan ada perbaikan agar hal serupa tidak terulang,” ujarnya.
Wakil Ketua Departemen Kesejarahan Bimantara Balanipa Mandar, Muh. Yusran, juga menekankan pentingnya memberi ruang bagi generasi muda pencinta budaya seperti Deriawan agar terus berkarya dan mendapatkan dukungan.
Pertemuan berlangsung khidmat dan ditutup dengan Pappasang Mandar, menandai bahwa polemik yang sempat viral tersebut telah diselesaikan secara adat dan kekeluargaan.
