MAMUJU, Mekora.id — Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Catur ke-50 resmi dibuka di Mall Matos Mamuju, Sulawesi Barat, Jumat (7/11/2025) malam. Ajang bergengsi ini diikuti sekitar 600 pecatur dari 30 provinsi di seluruh Indonesia dan akan berlangsung hingga 13 November 2025.
Ketua Pengprov Percasi Sulawesi Barat, Muhammad Jayadi, menyampaikan apresiasi kepada seluruh kontingen yang hadir. Ia menyebut pelaksanaan Kejurnas kali ini menjadi momentum bersejarah karena baru pertama kali digelar di Sulawesi Barat.
“Terima kasih kepada seluruh atlet dari berbagai provinsi yang telah hadir. Ini menjadi sejarah baru bagi kami karena untuk pertama kalinya Sulbar menjadi tuan rumah Kejurnas Catur,” ujar Jayadi.
Ketua Umum PB Percasi, Grand Master (GM) Utut Adianto, dalam sambutannya mengatakan Kejurnas ke-50 ini memiliki nilai historis tersendiri bagi dunia catur nasional. Menurutnya, perjalanan panjang Percasi harus menjadi motivasi untuk terus melahirkan generasi pecatur unggul Indonesia.
“Kejurnas pertama dulu digelar di Tegal dan hanya diikuti 12 pecatur. Kini, setelah 50 tahun, pesertanya mencapai 600 atlet. Ini pencapaian luar biasa,” tutur Utut.
Ia menekankan bahwa pembinaan berkelanjutan adalah kunci utama mencetak pecatur kelas dunia. Ia berharap Kejurnas ke-50 ini diharapkan menjadi titik lahirnya bibit-bibit pecatur muda potensial dari seluruh Indonesia sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi lokal di Mamuju melalui kegiatan olahraga berskala nasional.
“Bakat itu penting, tapi pembinaan yang konsisten jauh lebih menentukan. Di mana ada anak pintar dan mau belajar, di situlah harus ada pelatih yang mendampingi secara terus-menerus,” ujarnya, mencontohkan Magnus Carlsen, juara dunia asal Norwegia, sebagai bukti pentingnya latihan dan evaluasi yang berkesinambungan.
Sementara itu, Wakil Gubernur Sulawesi Barat, Salim S Mengga, dalam sambutannya menyoroti pentingnya semangat sportivitas dan persaudaraan dalam ajang nasional ini.
Ia berharap Kejurnas ke-50 ini diharapkan menjadi titik lahirnya bibit-bibit pecatur muda potensial dari seluruh Indonesia sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi lokal di Mamuju melalui kegiatan olahraga berskala nasional.
“Kemenangan sejati bukan hanya soal hasil pertandingan, tapi pengalaman, silaturahmi, dan semangat yang didapatkan,” ucapnya.
