Ia menyebut, para mahasiswa telah berulang kali melakukan unjuk rasa dan melakukan audiensi dengan rektor namun hingga saat ini belum ada perbaikan.
Padahal menurutnya, kewajiban pembayaran uang semester sebesar Rp2,4 juta untuk mahasiswa Farmasi dan Kebidanan, serta Rp 4 juta per semester untuk untuk mahasiswa program studi perawat rutin dibayarkan.
“Kami sudah menjalankan kewajiban sebagai mahasiswa yaitu membayarkan SPP yang jumlahnya tidak sedikit. Namun sampai hari ini kami belum juga mendapatkan hak kami sebagai mahasiswa aktif,” ungkapnya.
Para mahasiswa Universitas Wallacae melalui berbagai upaya, terus mencari keadilan untuk hak mereka. Kini sejumlah perwakilan telah mengirim surat audiensi ke Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LL DIKTI) wilayah 9 di Makassar untuk melaporkan hal ini
“Seluruh mahasiswa Universitas Wallacea Mamuju patungan mengumpulkan dana Rp 10 ribu per mahasiswa untuk mendatangi LLDIKTI di Makassar. Itu kami lakukan untuk mencari keadilan dan menuntut hak kami,” ungkap Januari.
Berikut desakan mahasiswa Universitas Wallacea Mamuju :
- Kejelasan wisudah mahasiswa angkatan 2020 dan 2021;
- Segerakan perbaikan data mahasiswa yang bermasalah;
- Kejelasan yudisium bagi mahasiswa program studi ners;
- Kurangnya tenaga pendidik yang ada di wallacea sehingga membuat proses belajar mengajar tidak efektif;
- Optimalkan Pembangunan gedung kampus;
- Sediakan sarana dan prasarana yang ada di kampus;
- Tidak adanya kejelasan PKL bagi mahasiswa utamanya mahasiswa D3 yang berorientasi ke dunia kerja;
- Perbaiki struktur kepengurusan yang ada di kampus.