MAMUJU, Mekora.id – Ratusan tenaga kontrak yang tergabung dalam Aliansi Tenaga Kontrak Kabupaten Mamuju menggelar aksi unjuk rasa di depan Kantor Bupati, di Jl. Soekarno Hatta, Senin (15/9/2025) pagi.
Massa aksi berangkat dari titik kumpul sekitar pukul 09.30 WITA dengan menggunakan mobil komando sambil berorasi. Setibanya di depan Kantor Bupati Mamuju, mereka membentangkan spanduk bertuliskan “Nakes jantung kesehatan, nakes mogok masyarakat sakit”.
Koordinator lapangan, Muh. Ahyar, dalam orasinya menegaskan bahwa tuntutan mereka adalah agar seluruh tenaga kontrak segera diusulkan dan ditetapkan statusnya menjadi pegawai paruh waktu.
“Sekitar 200 ribu tenaga kontrak yang terdata di BKN tidak diusulkan oleh Dinas BKD menjadi pegawai paruh waktu,” ungkap Ahyar.
Sementara itu, Ancu, perwakilan tenaga kontrak teknis, menilai bahwa Dinas BKD Kabupaten Mamuju tidak transparan dalam proses pengusulan tenaga kontrak.
“Kami menuntut keadilan dan kejelasan nasib kami,” tegasnya.
Kisah pilu para Tekon di Mamuju tak berhenti, seorang tenaga kesehatan (nakes) di RSUD Mamuju, bernama Ruslan, mengaku telah mengabdi selama 20 tahun. Namun pengabdiannya hingga kini tidak mendapat perhatian dari Pemerintah Daerah.
“Saya sudah mengabdi 20 tahun dan hanya digaji Rp650 ribu per bulan,” kata Ruslan.
Hingga pukul 11.00 WITA, tidak ada perwakilan Pemerintah Kabupaten Mamuju yang menemui para pengunjuk rasa. Massa kemudian bergeser menuju Kantor DPRD Kabupaten Mamuju untuk melanjutkan aksinya.