Akibat akses yang rusak itu, warga juga mengaku kesulitan memenuhi kebutuhan pokok karena pasokan tidak menentu akibat akses jalan.
“Sangat merugikan waktu dan tenaga kami, khususnya angkutan yang memang melakukan mobilitas dijalan ini,” ungkap Yoyoda.
Sesekali, warga mengaku melakukan gotong royong untuk membersihkan jalan dari sisanya rembesan hujan. Batu-batu penghalang hingga jalan berlubang disejumlah jalan dibersihkan. Namun karena jalan rusak yang cukup panjang, kerja bakti itu sulit dilakukan rutin.
“Ya kadang-kadang kalau macet kami gotong royong bersama, tetapi kami tidak sanggup karena jalan rusaknya panjang,” ujarnya.
Untuk itu mereka berharap, pemerintah daerah memberi perhatian dan memperbaiki akses jalan tersebut. Warga mengaku sering frustasi akibat akses jalan tersebut rusak.
“Ya kami berharap ada perhatian dari pemerintah, kami ingin juga merasakan akses yang layak,” ungkapnya.