MAMUJU, Mekora.id — Dalam rangka menjalankan fungsi konstitusional sebagai wakil rakyat, DPRD Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar), M Khalil Qibran, melaksanakan kegiatan reses tahap kedua (II) masa sidang ke-III tahun 2025. Kegiatan ini berlangsung pada Selasa, 26 Mei 2025, bertempat di Dusun Garuda, Kecamatan Papalang, Kabupaten Mamuju.
Kegiatan reses tersebut disambut dengan antusias oleh masyarakat setempat. Puluhan warga dari berbagai latar belakang hadir dan memanfaatkan kesempatan langka ini untuk menyampaikan langsung berbagai aspirasi, keluhan, serta usulan yang berkaitan dengan pembangunan di wilayah mereka.
Dalam pertemuan yang berlangsung penuh keakraban dan suasana kekeluargaan, warga Dusun Garuda menyampaikan beberapa permasalahan yang menjadi perhatian utama mereka. Di antaranya adalah kondisi drainase yang kurang memadai sehingga menyebabkan banjir saat musim hujan, kurangnya sistem irigasi untuk mendukung kegiatan pertanian, serta minimnya bantuan kepada petani dan nelayan setempat yang selama ini menjadi tulang punggung perekonomian desa.
Menanggapi berbagai aspirasi tersebut, M Khalil Qibran menyatakan bahwa kegiatan reses merupakan bagian dari tanggung jawab moral dan politik anggota dewan untuk mendengarkan secara langsung kebutuhan masyarakat di daerah pemilihannya. Ia menegaskan bahwa seluruh masukan yang disampaikan akan menjadi bahan penting dalam pembahasan anggaran dan perencanaan program di tingkat provinsi.
“Apa yang disampaikan masyarakat hari ini tidak akan berhenti di sini. Kami akan bawa dan kawal dalam pembahasan di DPRD. Tugas kami adalah menjembatani suara masyarakat agar menjadi bagian dari kebijakan pembangunan yang tepat sasaran dan berkeadilan,” ujar Khalil Qibran dalam sambutannya.
Ia juga menambahkan bahwa aspirasi yang datang langsung dari warga seperti ini memiliki nilai penting, karena mencerminkan kondisi riil di lapangan yang kerap kali luput dari perhatian pemerintah jika hanya mengandalkan data formal semata.
Warga Dusun Garuda menyampaikan rasa terima kasih dan apresiasi atas kehadiran langsung wakil rakyat ke wilayah mereka. Menurut beberapa tokoh masyarakat setempat, kunjungan semacam ini sangat jarang terjadi dan menjadi bukti bahwa wakil rakyat benar-benar hadir di tengah masyarakat, tidak hanya saat kampanye.
“Kami sangat bersyukur dan merasa dihargai. Selama ini belum banyak pejabat atau anggota dewan yang datang langsung mendengar keluhan kami. Semoga apa yang kami sampaikan benar-benar diperjuangkan,” ujar salah satu warga, H. Mulyadi, seorang petani kakao.
Kegiatan ini kemudian ditutup dengan sesi diskusi terbuka, di mana warga secara aktif berdialog dan menyampaikan ide-ide untuk membangun kampung mereka. Interaksi hangat antara masyarakat dan legislator ini menandai semangat kolaboratif dalam mendorong pembangunan dari tingkat paling bawah, yakni dari desa.
Dengan adanya reses ini, diharapkan berbagai permasalahan yang disampaikan dapat segera ditindaklanjuti, sehingga program-program pembangunan ke depan dapat lebih merata dan menyentuh langsung kebutuhan warga di daerah-daerah yang selama ini masih kurang tersentuh.