Sementara Perdagangan Besar dan Eceran juga masih tumbuh, meski dibayangi oleh menurunnya aktivitas di sektor pertambangan, pengadaan air, dan konstruksi.
“Namun, laju pertumbuhan tertahan oleh perlambatan produksi perikanan tangkap dan tanaman hortikultura,” kata Eko Putra.
Konsumsi Rumah Tangga Jadi Penopang Utama
Dari sisi pengeluaran, perlambatan pertumbuhan juga disebabkan oleh turunnya Penanaman Modal Tetap Bruto (PMTB) atau investasi, yang kembali dipicu oleh rendahnya belanja modal pemerintah akibat efisiensi anggaran.
Namun demikian, sejumlah faktor tetap mendorong pertumbuhan dari sisi permintaan. Diantaranya ekspor CPO yang meningkat dan konsumsi Rumah Tangga menguat seiring momen Ramadhan dan Idul Fitri 2025 yang mendorong daya beli masyarakat.
Faktor pendorong ekonomi juga datang dari konsumsi pemerintah, itu didorong karena adanya realisasi belanja pegawai, terutama pembayaran THR menjelang lebaran.
Kepala Kantor Bank Indonesia Perwakilan Sulbar mengatakan, ditengah perlambatan ekonomi ia optimis pada daya beli masyarakat setelah konsumsi Rumah Tangga dinilai masih kuat.
“Melihat konsumsi masyarakat yang masih tinggi, kita optimis ekonomi Sulbar masih kuat. Hal itu menunjukkan daya beli masyarakat masih bagus,” ujarnya.