Kedua mahasiswa itu sebelumnya membuka jasa penitipan barang antara Indonesia-Mesir. Pada 11 Maret 2025 lalu, saat keduanya hendak kembali ke Mesir, lalu mereka menerima pesanan penitipan barang dari seseorang yang bernama Dandi Putra Wijaya yang telah dibungkus rapi.
“Tanggal 11 Maret 2025, Alwi menerima pesan WhatsApp dari DPW untuk menitipkan barang, namun karena bagasinya penuh ia pun menitipkan ke Arjung yang berangkat besoknya 12 Maret,” kata Fadli, via telepon, Minggu (13/4/2025).
Rabu, 12 Maret 2025 pukul 12.58 waktu Kairo, Arjung berada tepat di pemeriksaan Bea Cukai Bandara Kairo, Mesir. Semua barangnya diperiksa petugas imigrasi termasuk bungkusan yang dititipkan Alwi Dahlan sebelumnya.
Setelah ditanyai petugas isi bungkusan tersebut, Arjun kemudian menghubungi Alwi Dahlan yang telah sampai di Mesir sehari sebelumnya dan menanyakan isi bungkusan itu.
Setelah dibongkar petugas Imigrasi dan Bea Cukai Bandara Kairo, Mesir, isi bungkusan tersebut ternyata tiga buah stempel. Salah satunya stempel keimigrasian Mesir. Dimana stempel itu diduga di pesan DPW dan dititipkan melalui jasa pengiriman yang kemudian dibawa Arjung.
“Sempat ada pesan suara (dalam bahasa arab) dari DPW beralasan kalau stempel itu milik organisasi pelajar Indonesia di Mesir,” kata Fadli.
Fadli mengungkapkan jika menduplikat stempel resmi dan pemerintahan di Mesir dilarang tanpa surat resmi. Ia menduga stempel-stempel itu akan digunakan untuk tujuan-tujuan tertentu sehingga dipesan di Indonesia.
“Kalau di Mesir stempel pemerintahan dilarang di duplikat, sehingga kemungkinan inisiatifnya membuat di Indonesia kemudian digunakan di Mesir,” jelas Fadli.
Fadli mengaku, menerima informasi keduanya ditahan setelah ada laporan dari istri Arjung. Dimana ia sempat hilang kontak selama tujuh jam saat diperiksa petugas Imigrasi dan Bea Cukai.
Fadli mengungkapkan saat ini Arjung dan Alwi Dahlan kini ditahan di Kepolisian Sektor Nozha, yang letaknya tidak jauh dari Bandara.
“Setelah kami cari tau dimana penahanan dilakukan, kami langsung mendatangi yang bersangkutan. Dia mengaku sempat menderita kekerasan dari petugas,” tutupnya.