MAMASA, Mekora.id — Bupati Mamasa, Welem Sambolangi, menyebut kunjungan kerja (kunker) Gubernur Sulawesi Barat (Sulbar) Suhardi Duka (SDK) menjadi bukti Mamasa mendapat perhatian serius dari pemerintah provinsi. Kunjungan tersebut, kata Welem, menghadirkan optimisme baru bagi masyarakat.
“Ini pertanda bahwa kami tidak sendiri mengurus Kabupaten Mamasa,” ujarnya saat menerima Gubernur di Rumah Jabatan Bupati Mamasa, Kamis (20/11/2025).
Welem mengapresiasi sejumlah intervensi Pemprov Sulbar, mulai dari pengiriman empat dokter spesialis melalui APBD Provinsi, dukungan BPJS, hingga perbaikan infrastruktur termasuk peningkatan jalan menuju Nosu. Ia juga berharap Pemprov dapat menuntaskan pembangunan poros Nosu–Pana yang masih menyisakan pekerjaan. Selain itu, Pemprov Sulbar turut menyalurkan bibit kopi dan kakao untuk membantu petani Mamasa.
Menanggapi hal tersebut, Gubernur Sulbar Suhardi Duka menegaskan pentingnya optimisme dalam membangun daerah. Menurutnya, Bupati Welem Sambolangi dan Wakil Bupati H. Sudirman merupakan bagian dari solusi bagi Mamasa.
SDK juga mengaku terkesan dengan penyambutan adat berupa pemakaian sarung dan pemberian Lakbo (parang), yang disebutnya sebagai simbol agar Pemprov Sulbar melangkah bersama Pemkab Mamasa.
Dalam pemaparannya, SDK menyampaikan beberapa agenda pembangunan 2025, termasuk penyelesaian Jalan Nosu hingga Mambi. Selain itu, Pemprov juga menyiapkan pembangunan Jalan Tabang senilai Rp32 miliar, peningkatan Jalan Tondokbakaru sekitar Rp10 miliar, serta pembangunan ruas Keppe–Matangnga.
Di sektor kesehatan, SDK menekankan pentingnya peningkatan layanan dan mengarahkan agar Rumah Sakit Kondosapata’ segera dibuka untuk memperkuat pelayanan publik. Pada sektor pendidikan, ia juga menekankan perbaikan sistem, peningkatan kualitas guru, dan pembinaan siswa guna mendukung visi “Sulbar Maju Daerahnya, Sejahtera Rakyatnya”.
SDK turut menyinggung kedekatannya dengan masyarakat Mamasa yang selalu memberinya dukungan dalam dua kali Pilgub. Kunjungannya kali ini juga dirangkaikan dengan pembukaan kegiatan retret pemerintahan yang bertujuan menyatukan pemahaman dalam tata kelola daerah.
“Jika bupatinya hebat, wakil bupatinya hebat, dan sekdanya hebat, maka seluruh perangkat di bawahnya juga harus hebat,” tegasnya.
