MATENG, Mekora.id – Warga pesisir Budong-Budong, Kabupaten Mamuju Tengah, Sulawesi Barat, memperingati Hari Anti Tambang (HATAM) dengan menggelar Festival Muara Sungai Budong-Budong, Kamis sore (29/5/2025). Kegiatan ini dipusatkan di Dusun Patulana, Desa Budong-Budong, Kecamatan Topoyo.
Festival tersebut merupakan bentuk syukur atas melimpahnya hasil tangkapan ikan penja atau dikenal juga sebagai ikan seribu, yang hanya muncul secara musiman. Selain itu, acara ini menjadi momen penting untuk menguatkan sikap penolakan warga terhadap rencana operasional tambang pasir milik PT Yakusa Tolelo Nusantara di wilayah muara Sungai Budong-Budong.
Jejak Sejarah Perlawanan
Dalam sambutannya, Koordinator Warga Budong-Budong, Aco Mulyadi, menegaskan bahwa perjuangan warga untuk menjaga wilayah pesisir bukanlah hal baru.
“Antara tahun 1905 hingga 1910, milisi sipil dari daerah ini pernah melakukan perlawanan terhadap penjajah Belanda. Muara Sungai Budong-Budong dan Pantai Batu Rede menjadi saksi sejarah perjuangan itu,” ujarnya.
Menurut Aco, masyarakat Budong-Budong tidak menolak pembangunan maupun investasi. Namun, ketika ekosistem dan ruang hidup terancam, warga merasa bertanggung jawab untuk mempertahankannya.