MAMUJU, Mekora.id – Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data pertumbuhan ekonomi Sulawesi Barat (Sulbar) tahun 2024 dalam sebuah acara di Aula Kantor BPS Sulbar, Jalan RE Martadinata No. 10 Mamuju, pada Rabu (5/2/2025) siang.
Berdasarkan laporan tersebut, ekonomi Sulbar tahun 2024 mengalami perlambatan dengan pertumbuhan sebesar 4,76 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 5,23 persen secara year-on-year (c-to-c).
Kepala BPS Sulbar Tina Wahyufitri, menjelaskan struktur Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Sulbar masih didominasi oleh sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan dengan kontribusi 46,11 persen terhadap perekonomian daerah.
“Sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan menyumbang andil terbesar terhadap pertumbuhan ekonomi Sulbar, yakni sebesar 1,88 poin,” kata Tina.
Dari sisi moneter, Tina juga menyebutkan bahwa melemahnya nilai tukar rupiah turut berpengaruh terhadap harga jual komoditas perkebunan seperti kakao, yang berdampak pada peningkatan harga di tingkat petani.
Sektor Pertambangan dan Jasa Kesehatan Tumbuh Signifikan
Selain sektor pertanian, beberapa sektor lain juga mencatat pertumbuhan positif, di antaranya Pertambangan dan penggalian tumbuh 9,71 persen (tertinggi), Pengadaan listrik dan gas tumbuh 9,65 persen, serta jasa kesehatan dan kegiatan sosial tumbuh 9,28 persen.
Sementara itu, kategori perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor berkontribusi 0,59 poin, sedangkan sektor konstruksi menyumbang 0,48 poin terhadap pertumbuhan ekonomi Sulbar.
Namun, beberapa sektor seperti industri mengalami kontraksi, yang turut menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi Sulbar tahun 2024.
Penurunan pertumbuhan ekonomi ini menjadi tantangan bagi pemerintah daerah dalam memperkuat kebijakan ekonomi di tahun 2025, terutama dalam meningkatkan produktivitas sektor industri serta memperbaiki daya saing ekonomi lokal.
