Kendati menjadi berkah tahunan, masa panen ikan penja kini dihadapkan pada ancaman serius. Rencana penambangan pasir di muara Sungai Budong-Budong kini jadi khawatir warga setempat.
Kekhawatiran itu diungkap salah satu warga, Abdurahman (45), mengatakan, jika perusahaan tambang beroperasi akan berdampak pada habitat ikan penja. Ia menyebut, mereka terancam tidak dapat lagi mengais nafkah setiap musim penja tiba.
Selain itu, lokasi tambang pasir yang berdekatan dengan pemukiman warga menjadi ancaman lain. Sebab kata Abdulrahman, pengerukan pasir akan berdampak abrasi dan mengikis perkampungan mereka. Dengan kondisi itu, warga di Budong-Budong mengaku menolak kehadiran tambang pasir.
“Kami menolak kehadiran tambang karena akan menguasai sepanjang bibir pantai dan muara sungai. Itu bisa menghancurkan habitat penja dan mata pencaharian kami,” tegasnya.
Selain penja, masyarakat juga mencemaskan keberlangsungan spesies penyu yang menjadikan Pantai Batu Rede sebagai tempat bertelur alami. Eksploitasi pasir dinilai berisiko mengganggu keseimbangan ekosistem laut dan pantai.
Harapan Warga: Lindungi Tradisi dan Alam Untuk Anak Cucu
Warga Budong-Budong berharap pemerintah berpihak pada kelestarian lingkungan dan keberlanjutan ekonomi lokal. Penolakan terhadap tambang bukan semata soal lingkungan, tapi juga menyangkut warisan budaya, ekosistem lokal, dan masa depan anak cucu mereka.
“Kami ingin tradisi ini terus hidup dan anak-anak kami tetap bisa menikmati hasil laut seperti kami hari ini,” pungkas Abdurahman.