“Modus pelaku melancarkan aksinya cukup beragam kadang berpura-pura sebagai sales marketing ataupun petugas yang mengurusi bantuan sosial Pemerintah tergantung kondisi korbannya,” kata Kombes Pol Nurhabri Nurdin Atjo, Selasa (27/02/2024).
Dari hasil penyidikan polisi, para pelaku hipnotis itu dulunya berprofesi sebagai sales marketing yang berkomplot melakukan penipuan. Tidak tanggung-tanggung, para aksi pelaku hipnotis itu beroperasi hingga Sulawesi Tengah.
“Jadi mereka melakukan aksi di berbagai tempat, kita sementara dalami apakah ini residivis dan korban lainnya,” ungkap Nurhabri Nurdin Atjo kepada awak media.